Senin, 24 November 2025

PDIP Tanggapi Pernyataan Ahmad Ali soal Nenek-nenek hingga Singgung Berlindung dari Kasus di KPK

PDIP tanggapi Ketua Harian DPP PSI Ahmad Ali yang singgung ada mantan Presiden RI dengan usia lanjut namun masih aktif menjadi Ketua Umum partai.

Penulis: Rizki S.S
TRIBUNNEWS/AKBAR PERMANA
AHMAD ALI- Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali berkunjung ke kantor redaksi Tribunnews, Jakarta, Rabu (8/10/2025). PDIP tanggapi pernyataan Ketua Harian DPP PSI Ahmad Ali yang singgung ada mantan Presiden RI dengan usia lanjut namun masih aktif menjadi Ketua Umum partai. 
Ringkasan Berita:
  • PDIP tanggapi pernyataan Ketua Harian DPP PSI Ahmad Ali yang singgung ada mantan Presiden RI dengan usia lanjut namun masih aktif menjadi Ketua Umum partai.
  • Pernyataan itu diduga menyasar Megawati Soekarnoputri yang kini masih memimpin Ketua Umum DPP PDIP.
  • Politikus DPP PDIP Guntur Romli menyatakan, sejatinya apa yang dilakukan Ahmad Ali adalah bentuk mencari perlindungan dari perkara hukum yang melibatkannya, di KPK.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPP Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) menanggapi pernyataan keras Ketua Harian DPP PSI Ahmad Ali yang menyinggung adanya mantan Presiden RI dengan usia lanjut namun masih aktif menjadi Ketua Umum partai.

Singgungan Ahmad Ali itu guna membela adanya pihak yang tidak setuju kalau Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) masih ikut campur atau cawe-cawe dalam urusan politik dalam hal ini PSI.

Pernyataan itu juga diduga menyasar kepada Megawati Soekarnoputri yang kini masih memimpin Ketua Umum DPP PDIP.

Menanggapi pernyataan itu, Politikus DPP PDIP Guntur Romli menyatakan, sejatinya apa yang dilakukan oleh Ahmad Ali belakangan ini adalah bentuk mencari perlindungan dari perkara hukum yang melibatkannya, di KPK.

"Publik juga belum amnesia, rumah Ahmad Ali digeledah KPK, Rp 3,4 miliar disita, lengkap dengan tas dan jam mewah. Dengan situasi seperti itu, sangat mudah membaca kenapa hari ini ia menjadi pembela Jokowi paling vokal," kata Guntur Romli kepada Tribunnewscom, Senin (24/11/2025).

Romli lantas menduga apa yang dilakukan oleh Ahmad Ali belakangan ini yang dengan keras membela Jokowi adalah sebagai cara bertahan hidup.

Baca juga: Ketua PSI Sultra Keceplosan Sebut Jokowi Ketua Dewan Pembina PSI, Ahmad Ali dan Kaesang Tertawa

Jika memang itu yang dilakukan oleh Ahmad Ali, maka hal tersebut tidak bisa dikatakan sebagai bentuk loyalitas kepada Jokowi, melainkan hanya strategi semata.

"Itu bukan soal loyalitas—melainkan strategi bertahan hidup, mencari ruang yang terasa lebih aman secara politik," ucap Guntur Romli.

Hijrahnya Ahmad Ali dari NasDem ke PSI juga menurut Guntur Romli, mempertegas strategi untuk bertahan hidup tersebut. 

Pasalnya, di NasDem menurut dia, Ahmad Ali sudah kehilangan pengaruh dengan terbukti kalah dalam Pilkada Sulawesi Tengah di 2024 lalu.

"Di PSI ia langsung didudukkan sebagai Ketua Harian, sebuah panggung baru untuk memoles diri sekaligus menyerang siapa pun yang mengkritik Jokowi demi menunjukkan kesetiaannya. Publik pun tertawa kecil, karena ini bukan lompatan ideologis. Ini lompatan oportunis," tandas Romli.

Sebelumnya, Ketua Harian DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali merasa tidak sepakat apabila ada pihak yang menilai kalau Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) masih ikut campur soal urusan politik atau cawe-cawe usai tidak lagi menjadi Presiden RI.

Kata Ahmad Ali, apa yang dilakukan oleh Jokowi belakangan ini adalah sah-sah saja dilakukan. Sebab di partai lain, masih ada tokoh senior yang juga mantan Presiden justru menjabat sebagai Ketua Umum Partai.

Hanya saja, Ahmad Ali tidak berbicara secara gamblang siapa tokoh yang dimaksud.

"Terus ketika dia, bicara politik, 'ya sudah waktunya beristirahat', Oh, ada nenek-nenek yang sudah puluhan tahun jadi Ketua Partai, sudah disuruh berhenti," ucap Ahmad Ali saat ditemui usai memberikan arahan dalam Rakorwil PSI Kepulauan Riau di Kota Batam, Minggu (23/11/2025).

GABUNG PSI - Mantan Wali Kota Batam Muhammad Rudi (tengah) duduk berdampingan dengan Ketua Harian DPP PSI Ahmad Ali dalam momen Rakorwil PSI Kepulauan Riau di Batam, Sabtu (22/11/2025) petang. Rudi hadir saat Ahmad Ali memberikan arahan, lalu diumumkan bergabung ke PSI.
GABUNG PSI - Mantan Wali Kota Batam Muhammad Rudi (tengah) duduk berdampingan dengan Ketua Harian DPP PSI Ahmad Ali dalam momen Rakorwil PSI Kepulauan Riau di Batam, Sabtu (22/11/2025) petang. Rudi hadir saat Ahmad Ali memberikan arahan, lalu diumumkan bergabung ke PSI. (Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra)

Tak hanya itu, Ahmad Ali juga menyinggung adanya tokoh senior politik lainnya yang kini masih aktif sebagai petinggi partai padahal yang bersangkutan juga mantan Presiden.

Atas hal itu, Ahmad Ali berpandangan, penilaian cawe-cawe terhadap Jokowi yang beredar belakangan ini hanyalah bentuk ketidaksukaan atau ketakutan dari partai lain terhadap kemampuan Jokowi.

"Ada Bapak Presiden yang sekarang sudah 20 tahun juga tidak sudah disuruh berhenti. Apa sih takutnya Pak Jokowi ini? Bagi kami melihat Pak Jokowi, melihatnya itu hanya senyum-senyum saja," ucap dia.

Padahal kata Ahmad Ali, Jokowi bukanlah sosok yang lahir dari keluarga ningrat yang memiliki kekuatan atau privilege.

Oleh karenanya, PSI kata dia, menjadikan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai patron atau suri tauladan yang harus dicontoh.

"Pak Jokowi itu orang deso. Bukan keturunan. Bukan keturunan siapa-siapa. Nah itu lah kemudian diingatkan. Karena PSI itu menjadikan dia sebagai patron, kami ingin anak-anak Indonesia itu menjadikan dia, tidak perlu jadi anak ningrat kok. Tidak perlu lahir di piring emas. Anak-anak desa juga punya kesempatan, contohnya Jokowi," kata dia.

Hanya saja, Ahmad Ali menyayangkan soal sikap Jokowi yang cenderung pendiam dalam menyikapi tudingan-tudingan tersebut.

"Tapi Pak Jokowi kan gini, dia dihina, dimaki-maki, tapi ketika dia melawan, dia disuruh, ya sudah Pak Jokowi harus jadi negarawan, ya kan?" tandas Ahmad Ali.

 

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved