Ahmad Ali Singgung Ada Nenek-nenek Masih Aktif di Parpol, PDIP: Beliau Masih Kuat, Nggak Penyakitan
Menurut Guntur Romli, pernyataan dari Ahmad Ali itu sungguh ironis jika memang ditujukan untuk menyerang individu dari Megawati.
Ringkasan Berita:
- Guntur Romli menanggapi pernyataan Ketua Harian DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali
- Menurut Guntur Romli, pernyataan dari Ahmad Ali itu sungguh ironis jika memang ditujukan untuk menyerang individu dari Megawati
- Meski Megawati sudah berusia lanjut namun memilki fisik dan kekuatan yang bugar, tidak sakit-sakitan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus DPP Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) Guntur Romli menanggapi pernyataan Ketua Harian DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali soal masih adanya nenek-nenek atau politikus berusia lanjut namun masih menjadi Ketua Umum Partai.
Pernyataan Ahmad Ali itu disinyalir menyasar kepada Megawati Soekarnoputri yang notebene merupakan Ketua Umum PDIP.
Baca juga: Senyum Tipis Eks Wali Kota Batam M Rudi Usai Diumumkan Login PSI oleh Ahmad Ali
Menurut Guntur Romli, pernyataan dari Ahmad Ali itu sungguh ironis jika memang ditujukan untuk menyerang individu dari Megawati.
Sebab, meski Megawati sudah berusia lanjut namun Presiden ke-5 RI itu memilki fisik dan kekuatan yang bugar, tidak sakit-sakitan.
Baca juga: Incar Kemenangan Pileg di Sulawesi Tenggara, Ahmad Ali Boyong Pengurus NasDem Wilayah ke PSI
"Lebih ironis lagi, Ahmad Ali menghinakan seorang perempuan yang masih kuat dan sehat secara fisik tidak penyakitan seperti Jokowi dan perempuan itu masih waras, dengan sebutan 'nenek-nenek'," kata Guntur Romli kepada Tribunnewscom, Senin (24/11/2025).
Menurut Guntur Romli, komentar yang belakangan ini keras dilakukan oleh kubu yang menyingung Megawati hanyalah bentuk kekecewaan.
Sebab, saat Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) masih menjadi kader PDIP dan menjabat sebagai kepala negara, hanya Megawati yang berani menolak adanya usulan Presiden tiga periode.
"Mungkin karena perempuan itu (Megawati) berani menolak tiga periode, sesuatu yang tidak pernah sanggup diucapkan oleh sebagian lelaki yang hidup dari drama politik," ucap dia.
Dengan adanya pernyataan dari Ahmad Ali ini, maka justru akan membuat citra Jokowi menjadi tidak baik.
Romli bahkan menyinggung kepribadian Jokowi yang hampir serupa dengan legenda Malin Kundang yang sejatinya seorang anak yang dibesarkan namun membangkang kepada orang tuanya.
"Padahal karena dukungan perempuan itu kepada Jokowi, dari Solo sampai Istana, sama saja Ahmad Ali membandingkan Jokowi dengan Si Malin Kundang," tukas dia.
Sebelumnya, Ketua Harian DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali merasa tidak sepakat apabila ada pihak yang menilai kalau Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) masih ikut campur soal urusan politik atau cawe-cawe usai tidak lagi menjadi Presiden RI.
Kata Ahmad Ali, apa yang dilakukan oleh Jokowi belakangan ini adalah sah-sah saja dilakukan. Sebab di partai lain, masih ada tokoh senior yang juga mantan Presiden justru menjabat sebagai Ketua Umum Partai.
Hanya saja, Ahmad Ali tidak berbicara secara gamblang siapa tokoh yang dimaksud.
Namun, pernyataan itu juga diduga menyasar kepada Megawati Soekarnoputri yang kini masih memimpin Ketua Umum DPP PDIP dengan usia 78 tahun.
"Terus ketika dia (Jokowi), bicara politik, 'ya sudah waktunya beristirahat', Oh, ada nenek-nenek yang sudah puluhan tahun jadi Ketua Partai, sudah disuruh berhenti," ucap Ahmad Ali saat ditemui usai memberikan arahan dalam Rakorwil PSI Kepulauan Riau di Kota Batam, Minggu (23/11/2025).
Baca juga: Bela Jokowi Dituding Cawe-cawe, Ahmad Ali: Ada Nenek-nenek Puluhan Tahun Masih Jadi Ketua Partai
Tak hanya itu, Ahmad Ali juga menyinggung adanya tokoh senior politik lainnya yang kini masih aktif sebagai petinggi partai padahal yang bersangkutan juga mantan Presiden.
Atas hal itu, Ahmad Ali berpandangan, penilaian cawe-cawe terhadap Jokowi yang beredar belakangan ini hanyalah bentuk ketidaksukaan atau ketakutan dari partai lain terhadap kemampuan Jokowi.
"Ada Bapak Presiden yang sekarang sudah 20 tahun juga tidak sudah disuruh berhenti. Apa sih takutnya Pak Jokowi ini? Bagi kami melihat Pak Jokowi, melihatnya itu hanya senyum-senyum saja," ucap dia.
Padahal kata Ahmad Ali, Jokowi bukanlah sosok yang lahir dari keluarga ningrat yang memliki kekuatan atau privilege.
Oleh karenanya, PSI kata dia, menjadikan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai patron atau suri tauladan yang harus dicontoh.
"Pak Jokowi itu orang deso. Bukan keturunan. Bukan keturunan siapa-siapa. Nah itu lah kemudian diingatkan. Karena PSI itu menjadikan dia sebagai patron, kami ingin anak-anak Indonesia itu menjadikan dia, tidak perlu jadi anak ningrat kok. Tidak perlu lahir di piring emas. Anak-anak desa juga punya kesempatan, contohnya Jokowi," kata dia.
Hanya saja, Ahmad Ali menyayangkan sikap Jokowi yang cenderung pendiam dalam menyikapi tudingan-tudingan tersebut.
"Tapi Pak Jokowi kan, tapi sialnya Pak Jokowi ini gini, dia dihina, dimaki-maki, tapi ketika dia melawan, dia disuruh, ya sudah Pak Jokowi harus jadi negarawan, ya kan?" tandas Ahmad Ali.
Sumber: Tribunnews.com
| Bela Jokowi Dituding Cawe-cawe, Ahmad Ali: Ada Nenek-nenek Puluhan Tahun Masih Jadi Ketua Partai |
|
|---|
| Said Didu: Kasus Ijazah Jokowi Bisa Berakhir Anti Klimaks |
|
|---|
| Ahmad Ali dan PSI Lupa Sejarah, Mengail di Air Keruh dan Rontoknya Idealisme |
|
|---|
| Ketika Hasan Nasbi Bela Jokowi Soal Ijazah: Jalur Pidana Itu Perjuangan Memulihkan Nama Baik |
|
|---|
| PDIP Bangun Basis Politik di Riau, Sekjen Hasto Gaungkan Spirit Melayu dan Teladan Tokoh |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/Bincang-Bersama-Juru-Bicara-PDIP-Guntur-Romli_20250114_192221.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.