Minggu, 23 November 2025

Bela Jokowi Dituding Cawe-cawe, Ahmad Ali: Ada Nenek-nenek Puluhan Tahun Masih Jadi Ketua Partai

Ahmad Ali membela Joko Widodo yang dituding masih ikut campur soal urusan politik atau cawe-cawe usai tidak lagi menjadi Presiden RI.

Editor: Wahyu Aji
Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra
CAWE CAWE JOKOWI - Ketua Harian DPP PSI Ahmad Ali saat ditemui awak media usai memberikan arahan dalam Rakorwil PSI Kepulauan Riau di Kota Batam, Sabtu (22/11/2025) malam. Ahmad Ali menyinggung ada mantan Presiden yang masih bergelut di dunia politik hingga puluhan tahun. 

Ringkasan Berita:
  • Ketua Harian DPP PSI Ahmad Ali membela Joko Widodo.
  • Ali menilai tudingan cawe-cawe terhadap Jokowi muncul karena ketidaksukaan atau ketakutan partai lain terhadap pengaruh politik Jokowi.
  • Ia menyayangkan bahwa Jokowi sering memilih diam meski mendapat berbagai tudingan dan hinaan.

 

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Ketua Harian DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali merasa tidak sepakat apabila ada pihak yang menilai kalau Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) masih ikut campur soal urusan politik atau cawe-cawe usai tidak lagi menjadi Presiden RI.

Kata Ahmad Ali, apa yang dilakukan oleh Jokowi belakangan ini adalah sah-sah saja dilakukan.

Sebab di partai lain, masih ada tokoh senior yang juga mantan Presiden justru menjabat sebagai Ketua Umum Partai.

Hanya saja, Ahmad Ali tidak mengungkap siapa tokoh yang dimaksud.

"Terus ketika dia, bicara politik, 'ya sudah waktunya beristirahat', Oh, ada nenek-nenek yang sudah puluhan tahun jadi Ketua Partai, sudah disuruh berhenti," ucap Ahmad Ali saat ditemui usai memberikan arahan dalam Rakorwil PSI Kepulauan Riau di Kota Batam, Sabtu (23/11/2025) malam.

Tak hanya itu, Ahmad Ali juga menyinggung adanya tokoh senior politik lainnya yang kini masih aktif sebagai petinggi partai padahal yang bersangkutan juga mantan Presiden.

Atas hal itu, Ahmad Ali berpandangan, penilaian cawe-cawe terhadap Jokowi yang beredar belakangan ini hanyalah bentuk ketidaksukaan atau ketakutan dari partai lain terhadap kemampuan Jokowi.

"Ada Bapak Presiden yang sekarang sudah 20 tahun juga tidak sudah disuruh berhenti. Apa sih takutnya Pak Jokowi ini? Bagi kami melihat Pak Jokowi, melihatnya itu hanya senyum-senyum saja," ucap dia.

Padahal kata Ahmad Ali, Jokowi bukanlah sosok yang lahir dari keluarga ningrat yang memliki kekuatan atau privilege.

Oleh karenanya, PSI kata dia, menjadikan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai patron atau suri tauladan yang harus dicontoh.

"Pak Jokowi itu orang deso. Bukan keturunan. Bukan keturunan siapa-siapa. Nah itu lah kemudian diingatkan. Karena PSI itu menjadikan dia sebagai patron, kami ingin anak-anak Indonesia itu menjadikan dia, tidak perlu jadi anak ningrat kok. Tidak perlu lahir di piring emas. Anak-anak desa juga punya kesempatan, contohnya Jokowi," kata dia.

Hanya saja, Ahmad Ali menyayangkan soal sikap Jokowi yang cenderung pendiam dalam menyikapi tudingan-tudingan tersebut.

"Tapi Pak Jokowi kan, tapi sialnya Pak Jokowi ini gini, dia dihina, dimaki-maki, tapi ketika dia melawan, dia disuruh, ya sudah Pak Jokowi harus jadi negarawan, ya kan?" tandas Ahmad Ali.

Sindiran poltisi PDIP

Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Mohamad Guntur Romli, menyambut baik pertemuan antara Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi dengan Presiden Prabowo Subianto.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved