Minggu, 23 November 2025

PDIP Bangun Basis Politik di Riau, Sekjen Hasto Gaungkan Spirit Melayu dan Teladan Tokoh

PDIP bangun basis politik di Riau, Hasto tekankan penguatan budaya Melayu, keteladanan sejarah, dan peradaban politik yang berideologi.

(Dokumentasi PDIP).
KONFERDA PDIP - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto saat acara Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) Provinsi Riau, pada Sabtu (22/11/2025). (Dokumentasi PDIP). 

Ringkasan Berita:
  • PDIP menegaskan komitmen memperkuat basis politik di Riau melalui penguatan budaya Melayu, keteladanan sejarah, dan pembangunan peradaban politik yang berideologi. 
  • Dalam Konferda dan Konfercab di Pekanbaru, Hasto Kristiyanto menyoroti peran budaya Melayu sebagai fondasi persatuan bangsa, pentingnya meneladani tokoh seperti Sultan Syarif Kasim II, dan pesan Megawati agar kader berpolitik dengan pengorbanan, bukan hanya mengejar kekuasaan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PDI Perjuangan (PDIP) menegaskan komitmen membangun basis politik di Riau melalui tiga pilar utama yakni penguatan akar budaya Melayu, penanaman keteladanan sejarah dan merumuskan ide-cita cita masa depan.

Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) serentak di Pekanbaru pada Sabtu (22/11/2025). 

Akar budaya Melayu di Riau adalah fondasi identitas masyarakat yang mencakup bahasa, adat istiadat, seni, dan nilai sejarah yang telah menjadi perekat bangsa Indonesia.

Budaya Melayu di Riau bukan hanya warisan lokal, tetapi juga berperan besar dalam pembentukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan

Acara ini dihadiri oleh Ketua DPD PDIP Riau Zukri, jajaran pengurus DPP, dan secara khusus Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Datuk Seri H. Taufik Ikram Jamil.

"Kehadiran Ketua LAMR karena Bung Karno mengingatkan, Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan. Dalam jati diri kebudayaan itulah kita membangun karakter bangsa," ujar Hasto.

Hasto menekankan bahwa sumbangsih kultural Riau sangat fundamental bagi persatuan nasional.

Hasto memuji keindahan songket dan tarian Riau yang disajikan dalam drama musikal, lalu menyampaikan pantun penghormatan. 

Songket Riau adalah kain tenun tradisional khas Melayu yang menjadi simbol budaya dan identitas masyarakat Riau.

Budaya Riau sendiri berakar pada tradisi Melayu yang mencakup bahasa, adat, seni, dan nilai sejarah.

Lebih dari sekadar apresiasi, ia menekankan peran sentral budaya Melayu dalam mempersatukan Indonesia melalui Sumpah Pemuda 1928.

Sumpah Pemuda 1928 adalah ikrar persatuan bangsa Indonesia yang diucapkan pada Kongres Pemuda II, 28 Oktober 1928, berisi janji satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa: Indonesia.

Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda II yang digelar di Jakarta pada 27–28 Oktober 1928.

Isi ikrar:

  • Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
  • Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
  • Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

"Meskipun pengguna Bahasa Jawa, Sunda, Batak jauh lebih besar, para pemuda visioner itu mencari suatu tradisi kebudayaan yang menjadi jembatan. Mengapa Bahasa Indonesia yang akarnya Melayu? Maka, banggalah bahasa ini sungguh-sungguh telah menyatukan kita," serunya, menggugah kebanggaan pemuda Riau.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved