Kamis, 4 September 2025

Keluhan Pelanggan e-Commerce Didominasi Masalah Pengembalian Barang Dipersulit Hingga Penipuan

Dalam lanskap e-commerce yang terus berkembang, muncul keresahan yang senyap tapi nyata, di mana konsumen mulai lelah dengan janji.

Editor: Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pengunjung me-scan produk melalui Blibli instore saat pembukaan Blibli store di Central Park, Jakarta, Selasa (2/8/2022). Blibli membuka 3 toko fisik yang dinamai Blibli store yang berlokasi di central park, trans studio mall Cibubur dan Lippo mall Puri indah dengan tujuan memperkuat strategi Omnichannel Blibli dalam pemenuhan kebutuhan gaya hidup masyarakat dan pengalaman belanja secara online dan offline yang terintegrasi serta nyaman. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Kemudian jaminan tepat waktu.

Blibli kata Lisa, memastikan pelanggan akan mendapatkan barang sesuai dengan waktu yang dijanjikan karena kepastian waktu adalah bentuk penghargaan terhadap waktu pelanggan. "Jika pengiriman melebihi estimasi waktu, Blibli menjamin pelanggan mendapatkan pengembalian biaya pengiriman hingga Rp100 ribu yang akan diberikan dalam bentuk voucher Blibli," ujarnya.


Jaminan selanjutnya adalah gratis perlindungan hingga 24 bulan.

"Tak sedikit konsumen yang membeli gadget premium dengan harapan awet, namun mengalami kerusakan ringan setelah beberapa bulan dan harus merogoh kocek lagi karena garansi terbatas atau berbayar. Blibli menawarkan perlindungan produk yang menyeluruh yang mencakup risiko nyata seperti kerusakan, kecelakaan dan pencurian," katanya.

Perlindungan lengkap ini bisa didapatkan tanpa biaya tambahan, berlaku mulai dari 6 hingga 24 bulan, yang diperuntukan untuk produk-produk gadget hingga perlengkapan elektronik.

Perlindungan ini akan memberikan ketenangan pikiran bagi pelanggan yang bahkan tidak ditawarkan dari garansi produk. Lewat jaminan ini menegaskan kembali komitmen Blibli bahwa keamanan dan kenyamanan seharusnya tidak menjadi opsi berbayar.

Adapun jaminaj keempat adalah retur alasan apa pun.

Sering kali, konsumen merasa tidak nyaman mengembalikan barang hanya karena berubah pikiran padahal belum dipakai dan masih tersegel.

Bahkan ada yang kesulitan retur meskipun barang tiba dalam kondisi rusak.

"Blibli menyadari bahwa alasan untuk retur tidak selalu bisa dirumuskan dalam kotak-kotak sempit. Maka dibuka ruang untuk retur dengan alasan apapun, selama syarat dasarnya terpenuhi. Fleksibilitas ini dibuat agar pelanggan tidak merasa bersalah untuk menjaga haknya sendiri tanpa harus menghadapi proses yang kompleks," kata Lisa.

Lisa menambahkan dengan adanya No Blabla di Blibli menegaskan tidak ada ruang untuk hal-hal setengah-setengah.

“Manifesto ini menjadi pengingat bahwa komitmen terhadap pelanggan tidak perlu dibungkus dengan narasi berlebihan. Yang dibutuhkan hanyalah pengalaman yang bisa dirasakan, bukan sekadar dijanjikan. Dan di Blibli, kami akan terus memilih untuk mendengar, terus mau repot, sehingga pelanggan selalu merasakan No Blabla di Blibli,” tutupnya.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan