Harga Bitcoin Anjlok Imbas Ancaman Tarif Baru Amerika ke China
Antony Kusuma mengatakan, koreksi Bitcoin menunjukkan bagaimana aset digital bereaksi terhadap ketegangan geopolitik dan sentimen risiko global.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga Bitcoin (BTC) mengalami tekanan tajam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan rencana kenaikan tarif besar terhadap produk China.
Bitcoin (BTC), salah satu aset kripto yang dirancang untuk bertindak sebagai uang dan alat pembayaran di luar kendali satu orang, kelompok, atau entitas.
Baca juga: Harga Bitcoin Cetak Rekor Baru di Level Rp2,1 Miliar, Dipicu Pelemahan Dolar AS
Hal ini menghilangkan kebutuhan akan keterlibatan pihak ketiga yang tepercaya (misalnya, percetakan uang atau bank) dalam transaksi keuangan.
Pengumuman tarif tersebut memicu gelombang risiko global yang memukul pasar ekuitas, komoditas, dan aset kripto. Bitcoin sempat merosot hingga USD105.000 dalam satu jam, sebelum kembali di atas USD111.000.
Baca juga: Kontroversi Seputar Patung Emas Raksasa Bitcoin Donald Trump, Siapa di Baliknya?
Penurunan ini bersamaan dengan ancaman baru dari Gedung Putih, di mana Trump menyatakan Amerika Serikat akan menaikkan tarif impor dari China menjadi 100 persen serta memberlakukan pembatasan ekspor pada perangkat lunak penting.
China merespons dengan mengenakan biaya baru untuk kapal terkait AS mulai 14 Oktober, meniru langkah AS, yang berpotensi mengganggu rantai pasok dan jalur pengiriman global.
Data dari CoinGlass menunjukkan dalam waktu kurang dari satu jam, lebih dari USD8 miliar posisi long terlikuidasi, termasuk Bitcoin senilai USD1,83 miliar dan Ethereum USD1,68 miliar.
Selama 24 jam terakhir, total posisi yang dilikuidasi mencapai lebih dari USD9 miliar dan melibatkan sekitar 1,4 juta investor, dengan transaksi terbesar mencapai USD87,53 juta di pasangan BTC/USDT.
Kapitalisasi pasar kripto menyusut sekitar 13% menjadi USD3,78 triliun, dengan volume perdagangan 24 jam mencapai USD333,8 miliar, tertinggi sejak Agustus.
Vice President Indodax, Antony Kusuma mengatakan, koreksi Bitcoin menunjukkan bagaimana aset digital bereaksi terhadap ketegangan geopolitik dan sentimen risiko global.
“Bitcoin sering disebut sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan moneter, tetapi dalam kondisi ekstrem, ia bergerak layaknya aset berisiko tinggi. Pasar global yang terguncang, likuiditas tipis, dan aksi jual berantai pada posisi leverage memicu penurunan cepat yang kemudian diikuti aksi beli algoritmik,” jelas Antony dikutip Minggu (12/10/2025).
Ia menambahkan, situasi ini memperlihatkan pentingnya pemahaman konteks makro bagi investor kripto.
Baca juga: Bitcoin Sentuh Rekor Baru di Level 124 Ribu Dolar AS, Didorong Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga AS
“Para investor harus melihat lebih dari sekadar harga saat ini. Koreksi ini bukan pertanda fundamental Bitcoin melemah, melainkan reaksi pasar terhadap eskalasi ketegangan dagang dan risiko makro. Mereka yang mampu menjaga perspektif jangka panjang dapat memanfaatkan momen volatilitas ini untuk membangun posisi strategis,” ujar Antony.
Antony menekankan, meskipun pasar bergejolak, skenario jangka menengah tetap positif bagi Bitcoin.
“Jika ketegangan AS-China mereda atau pembicaraan baru muncul, Bitcoin bisa berkonsolidasi di kisaran USD112.000–118.000. Namun jika isu perdagangan terus mendominasi, harga bisa bergerak diantara USD105.000–120.000. Penurunan di bawah USD105.000 membuka peluang bagi pembeli jangka panjang,” paparnya.
Hasil Semifinal Arctic Open 2025: China Segel 1 Gelar, Idola Gregoria Mariska Ambyar |
![]() |
---|
Hasil Final Piala Suhandinata 2025: Drama Ganti Pemain, Indonesia Segel Runner-up |
![]() |
---|
Pamer Senjata Nuklir Terkuat saat Parade Militer, Pidato Kim Jong-un Tebar Ancaman, Senggol AS? |
![]() |
---|
Live Skor Final Piala Suhandinata 2025: China vs Indonesia Jam 15.30 WIB, Ubed Cs Pertahankan Gelar |
![]() |
---|
Jadwal Final Piala Suhandinata 2025: Ulangan Edisi Sebelumnya, Indonesia Kembali Tantang China |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.