Kamis, 9 Oktober 2025

Harga Bitcoin Cetak Rekor Baru di Level Rp2,1 Miliar, Dipicu Pelemahan Dolar AS

Data pasar mencatat harga sempat menyentuh US$126.080 sebelum stabil di kisaran US$124.700, meski volatilitas pasar tetap tinggi. 

HO
TEMBUS REKOR BARU - Kenaikan harga Bitcoin kali ini dipicu oleh arus masuk dana institusional dan melemahnya dolar AS, yang mendorong investor mencari alternatif aset pelindung nilai.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga aset kripto, Bitcoin kembali mencatatkan rekor baru, yakni harga tertinggi sepanjang masa (All-Time High) di level US$ 126.000, atau setara hampir Rp 2,1 miliar per koin. 

Bitcoin, aset digital terdesentralisasi yang beroperasi menggunakan teknologi blockchain. 

Dibuat pada tahun 2009 oleh individu atau kelompok anonim dengan nama samaran Satoshi Nakamoto, Bitcoin menjadi mata uang kripto pertama dan paling terkenal di dunia.

Dalam satu tahun terakhir, harga Bitcoin hampir dua kali lipat, menunjukkan tren positif yang kuat. 

Baca juga: 1 Bitcoin Setara Rp 1,8 M, Ini Lima Negara Termahal untuk Menambang Satu Bitcoin

Data pasar mencatat harga sempat menyentuh US$126.080 sebelum stabil di kisaran US$124.700, meski volatilitas pasar tetap tinggi. 

Aset kripto lain seperti Ethereum dan XRP juga ikut menguat, masing-masing ke level US$4.600 dan US$2,9, mencerminkan meningkatnya kepercayaan investor terhadap pasar kripto.

Kenaikan Bitcoin kali ini dipicu oleh arus masuk dana institusional dan melemahnya dolar AS, yang mendorong investor mencari alternatif aset pelindung nilai. 

ETF Bitcoin yang diterbitkan oleh manajer investasi global seperti BlackRock dan Fidelity mencatat arus masuk miliaran dolar dalam sepekan terakhir, mempersempit suplai di pasar spot. 

Selain itu, cadangan Bitcoin di bursa global turun ke titik terendah enam tahun, karena banyak investor memilih menyimpan Bitcoin di dompet pribadi untuk jangka panjang.

Vice President Indodax, Antony Kusuma, menilai rekor harga ini bukan sekadar euforia pasar, melainkan sinyal pengakuan terhadap aset digital dalam sistem keuangan global. 

“Pencapaian US$126.000 membuktikan Bitcoin memasuki fase kematangan baru. Kini, Bitcoin tidak hanya instrumen spekulatif, tetapi bagian dari strategi diversifikasi aset yang diakui lembaga keuangan besar,” ujarnya dikutip dari Kontan, Rabu (8/10/2025).

Antony menjelaskan, berbeda dengan siklus sebelumnya, kenaikan saat ini didorong oleh partisipasi institusi. Arus dana besar ke ETF dan treasury korporasi menandakan meningkatnya kepercayaan terhadap infrastruktur aset digital global. 

“Pada 2021, kenaikan lebih banyak dipengaruhi euforia ritel. Sekarang, dasar kenaikan lebih sehat, berbasis kepercayaan dan penerapan nyata di berbagai sektor, termasuk pembayaran lintas negara dan lindung nilai inflasi,” tambahnya.

Dari sisi domestik, Indodax mencatat lonjakan aktivitas perdagangan. Dalam tujuh hari terakhir, volume transaksi meningkat hampir 50 persen dibanding periode sebelumnya, bahkan dalam satu hari saat Bitcoin menembus US$ 126.000, volume trading mencapai Rp1 triliun. 

Antony menilai hal ini menunjukkan masyarakat Indonesia semakin percaya diri terhadap kripto sebagai strategi keuangan jangka panjang.

Sumber: Kontan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved