Jumat, 26 September 2025

Penerimaan Mahasiswa Baru

Literasi di UTBK: Membangkitkan Minat pada Mata Pelajaran IPA

Penambahan 5 soal literasi Bahasa Indonesia disertai dengan variasi soal yang mengandung konten ilmu dasar dalam UTBK menjadi sorotan utama. 

|
Editor: Sri Juliati
ISTIMEWA/GANESHA OPERATION
LITERASI DI UTBK - Penambahan lima soal literasi Bahasa Indonesia disertai dengan variasi soal yang mengandung konten ilmu dasar (IPA dan IPS) pada UTBK 2025 menjadi sorotan utama. 

Sekolah diarahkan untuk menyusun paket mata pelajaran sesuai kluster minat siswa. 

Misalnya, siswa dengan minat di bidang kesehatan mempelajari Biologi, tetapi tidak Kimia atau Fisika. Kluster keteknikan menyediakan Fisika dan Matematika Tingkat Lanjut.

Meskipun ide ini baik karena mengarahkan siswa sejak dini pada program studi masa depan, muncul dampak negatif berupa penurunan minat pada mata pelajaran yang tidak diajarkan. 

Misalnya, siswa di kluster kesehatan cenderung mengabaikan pelajaran Kimia dan Fisika, padahal kedua mata pelajaran tersebut sangat penting di jenjang pendidikan tinggi untuk program studi Kedokteran, Farmasi, dan sejenisnya.

Muatan Literasi dengan Konten IPA dalam UTBK

Langkah panitia memasukkan konten IPA ke dalam soal literasi patut diapresiasi. 

Meski soal literasi Bahasa Indonesia bertambah lima butir, konten yang diujikan tetap relevan dan mendasar. 

Misalnya, soal literasi Kimia menanyakan perbedaan antara susu hewani dan susu nabati. 

Pemahaman bahwa susu nabati tidak mengandung laktosa merupakan bentuk integrasi antara literasi dan pengetahuan dasar. 

Begitu pula pada soal literasi Fisika yang meminta siswa menurunkan rumus berdasarkan grafik dan teks.

Artinya, siswa tidak hanya dituntut membaca, tetapi juga memahami, menganalisis, dan mengaitkan bacaan dengan pengetahuan ilmiah yang dimiliki.

Hikmah Soal Literasi bagi Sekolah dan Guru

Soal-soal literasi UTBK 2025 seharusnya menjadi pemantik semangat bagi guru untuk menumbuhkan kembali minat siswa terhadap pelajaran IPA dan IPS

Pertama, sekolah perlu meninjau kembali kesesuaian paket peminatan dengan kebutuhan Prodi di PTN. 

Contohnya, jika siswa memilih kluster kesehatan tetapi tidak belajar Kimia, padahal Prodi seperti Kedokteran dan Farmasi membutuhkan dasar Kimia yang kuat, maka kebijakan pembelajaran harus dievaluasi.

Kedua, sekolah harus merancang strategi peningkatan literasi membaca secara rutin dan berjenjang di tiap jenjang kelas (X, XI, dan XII).

Kompetensi Literasi dan Strategi Pengerjaan Soal

Kompetensi literasi mencakup kemampuan memahami, menganalisis, serta menggunakan teks secara efektif. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan