Mahasiswi Bunuh Diri
Penjaga Makam Ungkap Mahasiswi yang Bunuh Diri Datang Jalan Kaki, Langsung Duduk di Makam Ayahnya
Penjaga makam beberkan kesaksiannya saat melihat mahasiswi NWR sebelum bunuh diri di atas makam ayahnya.
Penulis:
Nuryanti
Editor:
Pravitri Retno W
Penjaga makam di Mojokerto ini mengungkapkan, NWR setiap hari mengunjungi makam ayahnya.
Kebiasaan itu, kata Sugito, dilakukan sejak ayah mahasiswi tersebut meninggal 100 hari yang lalu.
"Setiap hari dia datang ke situ, ke makam situ."
"Kalau malam datang ketemu sama saya, saya suruh pulang," beber dia.
Meski setiap hari melihat NWR ziarah, Sugito mengaku tak pernah berbincang dengan korban.
Ia melanjutkan, NWR tak akan mau pulang jika tak dijemput oleh saudaranya.
"Enggak pernah, enggak mau diajak bicara," ungkap dia.
Kronologi Pertemuan Korban dengan Bripda Randy Bagus
Diberitakan sebelumnya, Wakapolda Jawa Timur, Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo, membeberkan awal pertemuan NWR dengan Bripda Randy Bagus.
Baca juga: Pernyataan Komnas Perempuan Terkait Kasus Kekerasan Mahasiswi di Mojokerto, Desak RUU TPKS Disahkan
Baca juga: Soroti Kasus Mahasiswi di Mojokerto, Komnas Perempuan: Kekerasan Naik 2 Kali Lipat Selama Pandemi
Ia menyebut, korban dan oknum polisi tersebut sudah berkenalan sejak Oktober 2019.
"Pada saat itu sedang nonton bareng distro baju yang ada di Malang."
"Keduanya pun akhirnya berkenalan dan bertukar nomor handphone hingga terjadi hubungan (berpacaran),” ujarnya, Sabtu (4/12/2021), dikutip dari keterangan di laman Humas Polri.
Kemudian, keduanya melakukan hubungan layaknya suami istri yang terjadi mulai 2020 hingga 2021, yang dilakukan di wilayah Malang di indekos maupun hotel.
“Selain itu ditemukan juga bukti lain bahwa korban selama pacaran, yang terhitung mulai bulan Oktober 2019 sampai bulan Desember 2021 melalukan tindakan aborsi bersama yang mana dilakukan Maret tahun 2020 dan bulan Agustus 2021."
“Untuk usia kandungan yang pertama masih usia mingguan, sedangkan usia kandungan yang kedua setelah usia 4 bulan,” jelasnya.