Konflik Keraton Solo
Gibran Undang Kedua Kubu Keraton Solo yang Sempat Berkonflik, Bahas Revitalisasi dan Pendanaan
Kedua kubu Keraton Solo yang sempat berkonflik menghadiri undangan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka untuk membahas beberapa hal.
Penulis:
Faisal Mohay
Editor:
Pravitri Retno W
Sri Susuhunan Pakubuwono XIII sempat menangis dalam pertemuan yang berlangsung satu jam tersebut.
"Ya Sinuhun nangis ya tak elus-elus aja. Pun mboten sah muwun (menangis). Mboten sah menggalih (berprasangka) ke saya jelek."
"Saya enggak mungkin apa-apa ke Kang Mas. Kang Mas itu kan yang nyengkuyung (menjunjung tinggi) kita semua," jelas Gusti Moeng.

Ketika bertemu dengan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, Gusti Moeng menyatakan siap bekerja untuk melestarikan Keraton Solo.
"Hanya akan kembali bekerja. Hari ini kami sudahi. Itu yang paling utama," terangnya.
Baca juga: Kubu LDA Buka Keraton Solo untuk Wisatawan Umum, Kubu Sasonoputro Sebut Salahi Adat
Ia mengungkapkan kondisi Sri Susuhunan Pakubuwono XIII yang tidak bisa berjalan dan berbicara.
"Seperti yang njenengan lihat Sinuhun sulit untuk bicara. Duduk sulit untuk berjalan. Di kursi biasa."
"Itu kamar dhahar (makan), tapi untuk kamar tidur," tuturnya.
Menurutnya, ada beberapa pesan penting yang disampaikan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII dalam pertemuan ini, salah satunya pelestarian Keraton Solo.
"Kami harus menjalankan pesannya Sinuhun PB XII. Kita bersama-sama untuk menjaga Keraton, lestarinya Keraton."
"Bisa lestari sampai akhir zaman," pungkasnya.
Gusti Moeng merasa sangat senang bisa bertemu lagi dengan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII yang merupakan kakak kandungnya.
"Ya kalau saya bicara begini sudah berapa tahun. Sejak 2012. Rekonsiliasi itu sudah tidak bicara dengan Sinuhun."
"Baru terus 2017 kita tidak boleh masuk itu ya baru ini," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin/Adi Surya Samodra) (Kompas.com/Fristin Intan)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.