Senin, 1 September 2025

Stunting di Indonesia

Kepala BKKBN Kobarkan Semangat Pelayanan KB di Mahakam Ulu, Kalimantan Timur

Kepala BKKBN, dokter Hasto, mengobarkan semangat pelayanan KB dan kampanye penurunan stunting, di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
istimewa
Kepala BKKBN, dokter Hasto, mengobarkan semangat pelayanan KB dan kampanye penurunan stunting, di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, pada Minggu (12/5/2024). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BKKBN, dokter Hasto, mengobarkan semangat pelayanan KB dan kampanye penurunan stunting, di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, pada Minggu (12/5/2024).

Membelah Sungai Mahakam menaiki speed boat selama tiga jam perjalanan, dilakukan dokter Hasto, beserta istri dan rombongan, didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur, Sunarto, beserta istri. 

Puskesmas Ujoh Bilang merupakan lokasi peninjauan pelayanan KB yang dikunjunginya pada hari Minggu.

Berjarak sekitar setengah jam perjalanan dari pelabuhan, Puskesmas ini sudah ramai dipadati para akseptor yang akan memasang KB implan 1 batang. 

Seperti yang biasa dilakukan dokter Hasto pada kunjungan sebelumnya, ia pun memasangkan implan kepada seorang Ibu yang baru melahirkan sebulan lalu.

Kepala Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Mahakam Ulu, dr. Petronella Tugan, menyambut hangat kedatangan dokter Hasto di fasilitas kesehatan (faskes) binaannya. 

Petronella bercerita bahwa terdapat tantangan tersendiri untuk program KB di wilayahnya. Sulit untuk meningkatkan kesertaan KB karena masih terdapat budaya di mana masyarakat cenderung menganggap KB adalah hal tabu.

Menanggapi Petronella, dokter Hasto menjelaskan bahwa sebetulnya yang menjadi 'concern' adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). 

Meski tinggal di daerah hulu, menurutnya, tetap saja masyarakatnya harus hebat.

"Memang jalanannya belum bagus, namun SDMnya harus bagus," kata dokter Hasto. 

"Saya tidak datang untuk menekan masyarakat maksimal anak dua, tapi misalnya anak tiga kehamilannya dijarakkan tiga tahun. Karena saya sangat concern dengan membangun kualitas SDM," imbuhnya.

Hal itu diungkapkan dokter Hasto usai memasangkan KB implan, lalu berdiskusi terbuka dengan para akseptor yang hadir. 

Salah satunya ibu Tipung, berusia 40 tahun, yang memiliki lima anak. Akseptor KB ini sebelumnya memakai pil dan mengaku akan dipasang implan melalui pelayanan hari itu.

"Memang lebih bagus pakai susuk, karena sekarang sudah modern, sudah 1 batang. Hari ini pasang susuk nanti diganti setelah tiga tahun," katanya.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan