Stunting di Indonesia
Kepala BKKBN Kobarkan Semangat Pelayanan KB di Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
Kepala BKKBN, dokter Hasto, mengobarkan semangat pelayanan KB dan kampanye penurunan stunting, di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur
Penulis:
Chaerul Umam
Editor:
Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala BKKBN, dokter Hasto, mengobarkan semangat pelayanan KB dan kampanye penurunan stunting, di Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, pada Minggu (12/5/2024).
Membelah Sungai Mahakam menaiki speed boat selama tiga jam perjalanan, dilakukan dokter Hasto, beserta istri dan rombongan, didampingi Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Timur, Sunarto, beserta istri.
Puskesmas Ujoh Bilang merupakan lokasi peninjauan pelayanan KB yang dikunjunginya pada hari Minggu.
Berjarak sekitar setengah jam perjalanan dari pelabuhan, Puskesmas ini sudah ramai dipadati para akseptor yang akan memasang KB implan 1 batang.
Seperti yang biasa dilakukan dokter Hasto pada kunjungan sebelumnya, ia pun memasangkan implan kepada seorang Ibu yang baru melahirkan sebulan lalu.
Kepala Dinas Kesehatan P2KB Kabupaten Mahakam Ulu, dr. Petronella Tugan, menyambut hangat kedatangan dokter Hasto di fasilitas kesehatan (faskes) binaannya.
Petronella bercerita bahwa terdapat tantangan tersendiri untuk program KB di wilayahnya. Sulit untuk meningkatkan kesertaan KB karena masih terdapat budaya di mana masyarakat cenderung menganggap KB adalah hal tabu.
Menanggapi Petronella, dokter Hasto menjelaskan bahwa sebetulnya yang menjadi 'concern' adalah kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Meski tinggal di daerah hulu, menurutnya, tetap saja masyarakatnya harus hebat.
"Memang jalanannya belum bagus, namun SDMnya harus bagus," kata dokter Hasto.
"Saya tidak datang untuk menekan masyarakat maksimal anak dua, tapi misalnya anak tiga kehamilannya dijarakkan tiga tahun. Karena saya sangat concern dengan membangun kualitas SDM," imbuhnya.
Hal itu diungkapkan dokter Hasto usai memasangkan KB implan, lalu berdiskusi terbuka dengan para akseptor yang hadir.
Salah satunya ibu Tipung, berusia 40 tahun, yang memiliki lima anak. Akseptor KB ini sebelumnya memakai pil dan mengaku akan dipasang implan melalui pelayanan hari itu.
"Memang lebih bagus pakai susuk, karena sekarang sudah modern, sudah 1 batang. Hari ini pasang susuk nanti diganti setelah tiga tahun," katanya.
Stunting di Indonesia
Pelaku Usaha Kolaborasi Tekan Angka Stunting di Kota Bogor |
---|
Hasil Analisis Medsos dan Media Online, Pemahaman Warga tentang Dampak Stunting Cukup Tinggi |
---|
Jalankan Program Prioritas Presiden Prabowo, Pengentasan Stunting di Bekasi Perlu Dukungan Swasta |
---|
Susun Stranas, Posyandu dan Puskesmas Jadi Ujung Tombak Pencegahan Stunting |
---|
Turunkan Angka Stunting di NTT, Ibu Hamil di Manggarai Barat Dapat Pendampingan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.