Keracunan Massal di Sleman
Diperiksa Polisi Imbas Keracunan Massal 2 Desa di Sleman, Pembuat Siomay Minta Maaf
Pembuat siomay, makanan yang disajikan dalam 2 acara yang berujung keracunan massal di Sleman, D.I. Yogyakarta diperiksa polisi, kini minta maaf.
Penulis:
Nina Yuniar
Editor:
Pravitri Retno W
Hampir tidak ditemukan lagi kasus baru. Artinya, tinggal proses pemulihan bagi warga yang bergejala.
Adapun untuk posko kesehatan, ia memastikan hari ini mulai ditutup karena kasus melandai.
"Hari ini Alhamdulillah sudah landai, kasusnya juga sudah banyak berkurang. Hampir tidak ada kasus baru lagi. Mudah-mudahan sudah selesai tinggal meyelesaikan yang kemarin. Yang masih opname di rumah sakit 47 orang," ucap Diana.
Awal Mula Keracunan Massal di Sleman
Diketahui, kasus keracunan massal di Sleman ini berawal dari hajatan pernikahan yang digelar di Dusun Krasakan pada Sabtu lalu.
Akad nikah dilangsungkan Sabtu pagi dan siangnya dilanjutkan resepsi. Saat itu, di hari resepsi ada sebagian makanan yang dibagi-bagikan kepada tetangga.
Setelah menyantap makanan, pada Sabtu malam, sebagian warga mulai mengalami gejala diare, demam, hingga nyeri otot, tetapi masih ringan.
Keesokan harinya pada Minggu (9/2/2025) pagi, sebagian warga mulai berdatangan ke RSUD Sleman.
Karena jumlahnya cukup banyak, pihak rumah sakit memberitahu peristiwa itu ke Dinas Kesehatan dan langsung ditindaklanjuti ke Puskemas Tempel.
Puskemas bersama kepolisian dan pihak terkait mendirikan Posko Kesehatan untuk penanganan pertama bagi para korban.
Baca juga: Awal 2025, Warga Ponorogo dan Sleman Keracunan Diduga Akibat Sate Gulai Kambing-Siomai
Sementara itu, untuk kasus keracunan massal di Dusun Mlati, Sleman, puluhan warga mengalami mual, diare, dan nyeri sendi.
Bahkan, sebagian ada yang muntah setelah menyantap hidangan yang disajikan dalam sebuah pertemuan arisan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Sleman, Yuli Khamidah, mengatakan berdasarkan informasi yang diterima, ada 37 orang yang mengonsumsi siomay yang disajikan dalam pertemuan arisan di Tlogoadi, Mlati pada Sabtu.
Dalam pertemuan tersebut, ada juga snack lain yang disajikan di tempat acara seperti arem, puding, kletikan, dan gorengan.
Adapun, siomay adalah hidangan yang dibawa pulang.
"Yang makan siomay berjumlah 37 orang. Sedangkan yang bergejala 36 orang. Karena yang satu orang menggoreng siomay sebelum dikonsumsi," beber Yuli.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.