Pengakuan Pipit Rahayu: Proses Pembuatan Siomai yang Berujung Insiden Keracunan di Sleman
Pipit Rahayu, seorang pembuat siomai di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta maaf atas insiden keracunan. Dia tidak mempunyai niat mencelakai
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, SLEMAN - Pipit Rahayu, seorang pembuat siomai di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta maaf atas insiden keracunan. Dia mengaku tidak mempunyai niat mencelakai orang.
“Saya benar-benar tidak tahu. Ini usaha saya, tidak mungkin saya mau mencelakai orang lain” ujarnya kepada Tribun Jogja pada Selasa (11/2/2025).
“Saya mohon maaf kepada semua yang terdampak, saya mohon maaf, tidak sengaja sama sekali,”.
Baca juga: Awal 2025, Warga Ponorogo dan Sleman Keracunan Diduga Akibat Sate Gulai Kambing-Siomai
Pipit Rahayu memulai usaha siomai sejak 2015. Dia memproduksi adonan siomai di tempat penggilingan daging di Tempel, Sleman. Lokasi itu selama ini menjadi langganan.
Dia menceritakan awal mula membuat siomai. Pada Sabtu 8 Februari 2025, dia menyiapkan siomai untuk tiga acara.
Yaitu menyiapkan pesanan 550 porsi untuk acara hajatan di Krasakan, Lumbungrejo, lalu 30 porsi komplit untuk hidangan acara arisan di Sanggrahan, Mlati dan juga acara bazar di Sumberejo.
Untuk memenuhi pesanan siomai di acara hajatan dan arisan, Pipit membuat 20 kilogram adonan sekaligus di hari Kamis.
"Adonan itu saya buat hari Kamis. Tapi saya sudah terbiasa seperti itu. Kadang-kadang pesanan hari Kamis saya bikin (adonan) hari senin Alhamdulillah baik-baik saja. Jadi adonan hari kamis kemudian masukkan freezer, hari Sabtu pagi saya penyajian," kata Pipit.
Adapun sistem pembuatannya, Ia datang membawa daging dan bumbu yang telah diracik sesuai takaran untuk diolah menjadi adonan di tempat penggilingan.
Bahan tepung yang dibutuhkan, Ia mempercayakan sepenuhnya kepada tempat penggilingan. Setelah adonan jadi, kemudian dibawa pulang.
"Langsung saya masukkan di freezer dulu. Setelah itu saya tambahin daun bawang dan wortel. Baru saya mulai buat berikutnya. SOP-nya seperti biasanya. Tak ada tambahan pengawet apapun. Itu yang yang biasa saya bikin dan saya juga nggak tahu, itu salahnya di mana," ujar Pipit.
"Saya juga pengen tahu juga, jika itu mungkin ada salah, itu salahnya di mana, saya juga pengen tahu," imbuh dia.
Adapun adonan siomai untuk kegiatan bazar di Sumberrejo diproduksi pada Jumat.
Hingga saat ini belum ada laporan dugaan keracunan di Sumberrejo.
Sedangkan siomai yang disajikan di acara arisan di Sanggrahan, diduga menjadi penyebab puluhan orang keracunan.
Sumber: Tribun Jogja
Pemuda di Bantul DIY Jebak dan Hajar Pria yang Sering Goda Ibunya |
![]() |
---|
KAI Daop 6 Yogyakarta Tambah Jadwal Perjalanan Kereta Api untuk Long Weekend HUT ke-80 RI |
![]() |
---|
Setelah Ratusan Siswa Sragen, Kini Gantian Ratusan Siswa di Sleman yang Keracunan MBG |
![]() |
---|
Menaklukkan Olimpiade Sains: Langkah-langkah, Strategi, dan Manfaatnya |
![]() |
---|
Wisatawan Prancis Tersentuh Lihat Persiapan HUT Kemerdekaan RI di Monas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.