Rabu, 1 Oktober 2025

Fakta Ekshumasi Jenazah Siswa SMA di Asahan, Ditemukan Bercak Darah, Diduga Dianiaya Oknum Polisi

Polres Asahan lakukan ekshumasi jenazah siswa SMA bernama Pantu Brata yang diduga dianiaya oknum polisi. Penyebab kematian menunggu hasil autopsi.

Penulis: Faisal Mohay
Tribun Medan/Alif
EKSHUMJASI JENAZAH - Persiapan ekshumasi jasad Pandu Brata Siregar (18) siswa sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Asahan meninggal dunia diduga akibat dianiaya oleh oknum polisi, Minggu (16/3/2025). Ekshumasi diakan dilakukan di pemakaman korban di Dusun I, Desa Parlaki Tangan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun. 

"Ini murni tim internal dari Polres. Saat ini rekan kami masih mengambil keterangan rekan Pandu di sekolah, dan saat ini sebagian ada di Polsek Simpang Empat, dan ada di Universitas Asahan untuk menyelidiki seluruh yang bersangkutan dengan kasus ini," tuturnya.

Iptu Ahmadi meminta masyarakat untuk menunggu hasil penyelidikan dan tidak terpancing emosinya.

Baca juga: Update Siswa Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Polres Asahan Akan Ekshumasi Jasad Pandu Brata Siregar

Sosok Korban

Berdasarkan keterangan dokter, Pandu mengalami luka bocor di lambung akibat pukulan benda tumpul.

Kerabat korban yang enggan disebut identitasnya mengatakan Pandu mengaku ditendang dua kali oleh oknum polisi.

"Jadi awalnya dia ini nonton balap lari sama teman-temannya, di dekat PT Sintong. Kemudian, ada polisi dua sepeda motor ngejar bubarkan balap itu."

"Karena kewalahan, mereka satu sepeda motor tarik lima," bebernya, Selasa (11/3/2025).

Korban dianiaya setelah kejar-kejaran dengan oknum polisi menggunakan sepeda motor.

"Setelah dikejar, satu orang lompat kemudian lari. Lepas dari kejaran polisi. Saat korban yang lompat, terjatuh dan pengakuan korban saat itu langsung ditendang sebanyak dua kali," lanjutnya.

Korban kemudian dibawa ke Polsek Simpang Empat dan dijemput keluarga karena mengalami sakit.

Baca juga: Kisah Pilu Siswa SMA Yatim Piatu di Asahan Tewas setelah Diduga Ditendang Polisi, Bersiap Daftar TNI

Ia menerangkan Pandu merupakan yatim piatu dan keluarga sedang berunding untuk melaporkan kasus ini ke Propam Polres Asahan.

"Saat ini sudah dalam proses pemakaman, laporan ini kami masih pertimbangkan apakah akan membuat laporan karena masalah biaya juga," lanjutnya.

Selama sekolah, Pandu selalu latihan fisik karena bercita-cita ingin masuk TNI.

"Dia juga bukan anak yang nakal, saya tau dia juga pelari, dia berprestasi. Terbukti, setiap dia ikuti lomba, dia selalu juara," tandasnya.

Ia membantah keterangan Polres Asahan yang menyatakan Pandu positif menggunakan narkoba.

"Fitnah, itu tidak benar. Karena saya setiap hari dengan korban. Saya tau persis kehidupan dia (korban). Jangankan sabu, rokok pun tidak," tegasnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunMedan.com dengan judul Keluarga Pandu Brata Hadirkan Dokter Independen untuk Pembanding dari Hasil Otopsi

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunMedan.com/Alif Alqodri)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved