Senin, 18 Agustus 2025

Dedi Mulyadi Marah Uang Kompensasi Sopir Angkot di Bogor Disunat Oknum: Itu Preman Berbaju Seragam

Gubernur Jabar Dedi Mulyadi marah mendengar kabar uang kompensasi sopir angkot di Kabupaten Bogor diduga disunat.

Penulis: Rakli Almughni
Editor: Febri Prasetyo
Tribunnews.com/ Danang Triatmojo
DEDI MULYADI MARAH - Foto Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat gladi bersih pelantikan kepala daerah terpilih di silang Monas, Jakarta Pusat, Rabu (19/2/2025). Gubernur Jabar Dedi Mulyadi marah mendengar kabar uang kompensasi sopir angkot di Kabupaten Bogor diduga disunat. 

TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi marah mendengar kabar uang kompensasi sopir angkot di Kabupaten Bogor diduga disunat oleh oknum Dinas Perhubungan (Dishub), Organda, dan KKSU.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi menyuruh sopir angkot di Puncak Bogor untuk libur selama satu minggu guna mengatasi kemacetan setelah Lebaran 2025.

Atas hal itu, orang nomor satu di Jabar tersebut memberikan uang kompensasi kepada mereka.

Namun, KDM, sapaan akrab Dedi Mulyadi, justru mendapat informasi bahwa uang kompensasi tersebut tidak diterima secara penuh.

Sopir angkot yang diliburkan semestinya mendapat uang kompensasi sebesar Rp3 juta per orang dengan rincian diberikan dalam 2 tahap, yakni Rp1 juta dan paket sembako senilai Rp500 ribu.

Uang kompensasi tersebut diduga disunat Rp200 ribu per orang sehingga mereka hanya menerima Rp800 ribu.

Emen, salah satu sopir angkot yang terkena pemotongan ini, mengadu kepada Dedi Mulyadi.

Menurut dia, pihak yang menyunat adalah oknum pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Bogor, Organisasi Angkutan Darat (Organda) dan Kelompok Kerja Sub Unit (KKSU).

"Kita mah cuma diminta. Saya aja komunitas ada 20 nyerahin Rp4 juta, ke KKSU kata KKSU buat Dishub baru organda, KKSU," ujar Emen, dikutip Tribunnews dari unggahan akun Instagram Dedi Mulyadi, Kamis (3/4/2025).

"Rp200 ribu dikali 500 lumayan Rp100 juta," timpal Dedi Mulyadi.

Baca juga: Ancaman Dedi Mulyadi usai Oknum Dishub Bogor Sunat Kompensasi Sopir Angkot: Anda Tak Bisa Tenang

Akan tetapi, Emen tidak mengenal secara pasti nama-nama pegawai yang memotong bantuan tersebut.

Ia hanya mengetahui satu nama yakni Ketua KKSU.

"Siapa ketua KKSU yang nerima itu?" tanya Dedi Mulyadi.

"Pak Nandar, Pak'" kata Emen.

Menurut Dedi Mulyadi, tindakan tersebut termasuk premanisme.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan