Minggu, 28 September 2025

Dokter PPDS Rudapaksa Anak Pasien

Kondisi Terkini Korban Rudapaksa Dokter PPDS Unpad di RSHS Bandung, sang Ayah Meninggal

Dirudapaksa oleh dokter residen yang tangani ayahnya di RSUP Hasan Sadikin Bandung, begini kondisi terkini FH (21), wanita korban kekerasan seksual.

Penulis: Nina Yuniar
Editor: Sri Juliati
Kolase Tribunnews
DOKTER TERSANGKA RUDAPAKSA - Tampang Priguna Anugerah Pratama, dokter residen tersangka kasus dugaan rudapaksa terhadap anak keluarga pasien Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, saat ditampilkan Ditreskrimum Polda Jawa Barat pada Rabu (9/4/2025). Begini kondisi terkini FH (21), wanita korban kekerasan seksual oleh dokter residen yang tangani ayahnya di RSUP Hasan Sadikin Bandung. 

TRIBUNNEWS.COM - Nasib pilu dialami oleh wanita berinisial FH (21), warga Bandung, Jawa Barat (Jabar).

FH menjadi korban kekerasan seksual saat hendak menolong ayahnya yang kritis di RSUP Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Terduga pelakunya adalah Priguna Anugerah Pratama (31), dokter residen di RSHS Bandung

Priguna merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad) yang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) anestesi di RSHS Bandung.

Tak hanya menjadi korban tindak asusila, FH juga harus menerima kenyataan bahwa nyawa sang ayah tak tertolong.

AG, kakak ipar korban korban, mengungkapkan bahwa kondisi FH masih terus dipantau sejak kejadian tersebut.

Menurut AG, pihak RSHS Bandung sudah lepas tangan sejak kejadian itu, baik pendampingan terhadap korban FH secara psikologis maupun yang lainnya.

"Alhamdulillah sekarang korban dalam keadaan baik dan tahap kontrol keluarga," kata AG saat dihubungi melalui ponsel penasehat hukum pelaku, Kamis (10/4/2025), dilansir TribunJabar.id.

Baca juga: 7 Fakta Priguna Dokter Cabul di RSHS Bandung: Sadar Punya Kelainan Seksual, Modusnya Bius Korban

AG mengaku bahwa beberapa hari setelah kejadian tersebut memang ada itikad baik dari keluarga Priguna, itu pun setelah dicari-cari.

Hingga akhirnya, keluarga pelaku bisa mengakses keluarga korban sampai adanya pertemuan kedua belah pihak.

"Kami tetap mengutuk perbuatan pelaku. Namun, sesama manusia tentu mesti bisa memaafkan walau itu tak akan mengembalikan kondisi adik saya," jelas AG.

"Saat ini, masih kami dampingi dan awasi betul kondisi psikisnya, terlepas dari pertemuan itu kami sudah saling berbicara secara kekeluargaan dan sebagai keluarga sudah memaafkan tapi secara hukum, kami ingin proses hukum tetap berlanjut," sambungnya.

AG pun berharap kasus ini diusut tuntas dan berharap bisa terungkap senetral dan sebersih mungkin, supaya tak ada korban lain.

"Semoga Polda bisa menegakkan hukum seadil-adilnya," ucap AG.

Baca juga: Keluarga Korban Cabut Laporan, Kasus Dokter PPDS Unpad Cabuli Anak Pasien RSHS Bandung Terhenti?

Disinggung soal ayah korban yang dikabarkan telah meninggal dunia pada 28 Maret 2025, AG pun membenarkannya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan