Dedi Mulyadi Ungkap Kegiatan Pendidikan Militer Anak Bermasalah di Jabar: Gak Ada Latihan Perang
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengungkapkan pembelajaran dan kegiatan pendidikan militer yang dilakukan anak-anak bermasalah di wilayah Jabar.
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengungkapkan pembelajaran dan kegiatan pendidikan militer yang dilakukan anak-anak bermasalah di wilayah Jabar.
Sembari memperingati Hari Pendidikan Nasional, Dedi Mulyadi mengungkapkan banyak pro dan kontra terkait kebijakan yang ia buat berkaitan dengan dunia pendidikan.
Mulai dari larangan study tour, mengubah perayaan perpisahan dengan perayaan sederhana, hingga pendidikan militer bagi anak-anak Jabar yang bermasalah.
Meski demikian, Dedi Mulyadi tetap yakin program tersebut digulirkan untuk membantu masyarakat.
Khususnya untuk program pendidikan militer bagi anak bermasalah.
Menurut Dedi Mulyadi, angka tawuran di Jawa Barat sudah tinggi.
Orang tua dari anak-anak yang terlibat tawuran pun sudah kewalahan membina anak mereka.
Maka dari itu, menyerahkan anak-anak bermasalah ke TNI untuk dididik secara militer dinilai akan mempermudah pekerjaan orang tua.
"Banyak anak-anak Jawa Barat tawuran setiap hari, saya ini sudah berapa puluh korban tawuran. Dibacok, ditusuk, babak belur harus biayai di rumah sakit, biayanya puluhan juta," ungkap Dedi Mulyadi dalam Instagram @dedimulyadi71 pada Jumat (2/5/205).
"Untuk itu saya mengambil tindakan semestinya dilakukan. Karena apa? orang tuanya gak sanggup. Ini ditangani di kepolisian, kemudian karena masih remaja dikembalikan ke orang tuanya. Tapi orang tuanya udah gak sanggup," lanjutnya.
Baca juga: Dikawal Dedi Mulyadi, Siswa Jalani Pendidikan Militer di Barak TNI Purwakarta, Ini Penampakannya
"Karena orang tuanya gak sanggup, ya kita tangani. Karena negara harus bisa menangani. Kami menyepakati dibangun pola kedisiplinan meninggalkan perilaku buruk di komplek tentara," terang Kang Dedi.
Lantas apa saja yang diajarkan anak-anak dalam pendidikan militer di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Armed 9, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat?
Dedi Mulyadi menerangkan, anak-anak tersebut akan diajari tidur selama delapan jam.
Lalu sholat subuh hingga pelajaran normal seperti biasa.
"Diajarin tidur jam delapan malam, bangun jam 4 agar tidurnya 8 jam. Mandi, kemudian sholat subuh terus kamarnya harus rapi kayak tentara tuh," ungkap Dedi Mulyadi.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.