Jumat, 15 Agustus 2025

Minyak Jelantah Jadi Sumber Penghasilan, PKK Batang Buat Program Kurangi Limbah

Tidak lagi hanya dianggap sebagai limbah rumah tangga, minyak goreng bekas atau minyak jelantah kini bisa menjadi sumber penghasilan keluarga.

Editor: Wahyu Aji
HandOut/IST
PROGRAM MINYAK JELANTAH- Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang menggagas program inovatif bertajuk 'Minyak Jelantah Jadi Rupiah' di Pendopo Kabupaten Batang, pada Rabu (11/6/2025). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minyak goreng bekas atau minyak jelantah kini bisa menjadi sumber penghasilan keluarga.

Minyak jelantah tidak lagi hanya dianggap sebagai limbah rumah tangga.

Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang menggagas program inovatif bertajuk 'Minyak Jelantah Jadi Rupiah'.

Program ini resmi diluncurkan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Batang, pada Rabu (11/6/2025). 

Tim Penggerak PKK Kabupaten Batang menggandeng PT Gapura Mas Lestari (GML), sebagai bagian dari gerakan peduli lingkungan sekaligus upaya pemberdayaan ekonomi warga.

Salah satu sorotan utama adalah penyerahan simbolis hasil penjualan minyak jelantah kepada TP PKK Kabupaten Batang, yang menunjukkan potensi nyata program ini sebagai penghasil pendapatan tambahan masyarakat.

Ketua TP PKK Batang, Faelasufa Faiz, menjelaskan bahwa pengumpulan minyak dilakukan secara sukarela oleh kader PKK hingga ke tingkat desa, termasuk melibatkan pelaku UMKM.

"Hingga saat ini, sudah terkumpul sekitar 1.000 kilogram minyak dari dua kecamatan, Tulis dan Kandeman, yang telah memiliki fasilitas bank sampah," jelasnya.

Minyak yang terkumpul dijual ke PT GML dengan harga Rp7.000 per kilogram. Sebagian hasil penjualan masuk ke kas PKK kecamatan, sisanya diberikan kepada warga pengumpul.

Faelasufa menargetkan program ini dapat diperluas ke 15 kecamatan pada tahun 2026.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian edukasi keuangan bertajuk “Sahabat Ibu Cakap Literasi Keuangan Syariah (Secantiks)” dengan tema “Wujudkan Mimpi, Melangkah Pasti, Perkuat Financial Literacy”.

Selain memperkenalkan literasi keuangan syariah, kegiatan ini juga mendorong kesadaran lingkungan di tingkat keluarga.

Ketua TP PKK Batang, Faelasufa Faiz, menjelaskan bahwa pengumpulan minyak dilakukan secara sukarela oleh kader PKK hingga ke tingkat desa, termasuk melibatkan pelaku UMKM.

"Hingga saat ini, sudah terkumpul sekitar 1.000 kilogram minyak dari dua kecamatan, Tulis dan Kandeman, yang telah memiliki fasilitas bank sampah," jelasnya.

Minyak yang terkumpul dijual ke PT GML dengan harga Rp7.000 per kilogram. Sebagian hasil penjualan masuk ke kas PKK kecamatan, sisanya diberikan kepada warga pengumpul.

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan