Senin, 1 September 2025

Kapal Tenggelam di Selat Bali

8 Hari Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya, 12 Jenazah Ditemukan, 23 Masih Dicari, 30 Selamat

Dengan ditemukannya dua jenazah itu, kini total ada 12 korban meninggal dunia akibat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.

Penulis: Rifqah
Istimewa via Surya.co.id
KAPAL TENGGELAM DI SELAT BALI - Foto memperlihatkan KMP Tunu Pratama Jaya saat bersandar. KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali, Rabu (2/7/2025) malam, saat berlayar menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Dengan ditemukannya dua jenazah itu, kini total ada 12 korban meninggal dunia akibat tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. 

Data BMKG menyebutkan, cuaca berawan tebal, kecepatan angin berkisar di antara 4 hingga 25 knots, ketinggian gelombang maksimal di kisaran 2,5 hingga 4 meter, serta kecepatan arus permukaan 2,4 m/s.

Kronologi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkap kronologi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada Rabu lalu.

Hal tersebut berdasarkan dari keterangan korban yang selamat KMP Tunu.

Plt Ketua Sub Komite Keselamatan Pelayaran KNKT, Anggiat PTP Pandiangan mengatakan, pada tanggal 2 Juli 2025 pukul 22.15 WIB, KMP Tanu memuat kendaraan di Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur dan selesai pukul 22.45 WIB.

Kemudian, pukul 22.51 KMP Tanu bertolak ke Pelabuhan Gilimanuk, Bali.

Pada situasi ini, tidak ada anomali atau kemiringan kapal, mesin juga berjalan normal dan visibilitas atau jarak pandang cukup baik. 

Namun, 30 menit kemudian, keadaan mulai berubah.

"Setelah sekitar 30 menit pelayaran, mualim jaga di anjungan merasakan kemiringan kapal sebelah kanan."

"Juru mudi jaga dan kelasi jaga melihat air laut masuk ke kamar mesin melalui pintu kamar mesin. Juru minyak jaga yang berada di kamar mesin juga melihat hal yang sama," kata Anggiat saat RDP dengan Komisi V DPR RI, Selasa (8/7/2025).

Selanjutnya, juru minyak keluar dari kamar mesin dan mualim jaga memerintahkan kapal untuk membantu penumpang mengenakan life jacket dan persiapan evakuasi.

Mualim jaga juga membangunkan nahkoda yang saat itu tengah beristirahat.

"Kemudian nahkoda segera mengambil alih kemudi dan memancarkan berita marabahaya di radio VHF Frequency 16," ungkapnya.

Saat itu, KKM melihat kendaraan di bagian belakang kapal bergeser dan bertumpu ke sisi kanan. 

Hal inilah yang menyebabkan kapal semakin terus bertambah kemiringan sebelah kanan.

Lalu, beberapa menit setelah panggilan darurat, kapal mulai tenggelam dengan kondisi buritan tenggelam terlebih dahulu sambil miring ke kanan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan