Pasien di Cirebon Ngaku Tak Diberi Makan dan Infus Tak Diganti 3 Hari, RSD Gunung Jati Angkat Bicara
Seorang pasien di Kota Cirebon mengaku tidak mendapatkan pelayanan yang optimal di RSD Gunung Jati. Pihak RS beri klarifikasi pada Selasa (15/7/2025).
Penulis:
Isti Prasetya
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pasien bernama Ranujaya di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengaku tidak mendapatkan pelayanan yang optimal di Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati menjadi viral di media sosial.
Warga asal Desa Jagapura Lor, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon melayangkan protes lantaran tidak diberi makan selama tiga hari.
Tak hanya itu, infus yang dipasang pun tak dicabut padahal kondisi pasien tersebut sedang dalam masa pemulihan setelah digigit ular berbisa.
Hal itu terungkap dari video yang diunggah oleh akun TikTok @ibnusaechulaw.
Diketahui, akun tersebut milik Ibnu yang merupakan pengacara.
Dalam keterangan resminya, Ibnu mengatakan, Ranu tertahan di rumah sakit lantaran tidak mampu membayar tagihan penanganan medis.
Sebab, biaya perawatan Ranu mencapai belasan juta rupiah.
Ranu akhirnya diperbolehkan pulang setelah ia bertindak sebagai penjamin pribadi.
“Tagihannya Rp14,3 juta, tapi saya hanya mampu membayar Rp1 juta. Sisanya saya jamin secara pribadi," kata Ibnu.
"Saya hanya ingin membantu agar dia bisa pulang dengan layak,” sambungnya.
RS buka suara
Baca juga: Rawat Inap Pasien BPJS Tak Dibatasi, Rumah Sakit Terancam Diputus Kontrak Jika Tak Layani Maksimal
RSD Gunung Jati Kota Cirebon angkat bicara soal video viral yang memperlihatkan aksi protes tersebut.
Dugaan penelantaran pasien tersebut dibantah oleh Direktur Utama RSD Gunung Jati, Katibi dalam konferensi pers di aula rumah sakit pada Selasa (15/7/2025).
Katibi menjelaskan kronologi perawatan yang dilakukan terhadap pasien tersebut.
Ranu yang datang dengan keluhan gigitan ular berbisa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.