Selasa, 12 Agustus 2025

Sepak Terjang 3 Kader PDIP Solo Gabung PSI: Pernah Jadi Anggota DPRD, 'Berkhianat' Pada Pilkada 2024

Tiga kader DPC PDIP Solo yakni Ginda Ferachtriawan, Wawanto, Dyah Retno Pratiwi gabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI)

Editor: Erik S
wikimedia/Tribun Solo
KOLASE- Kolase foto tiga kader PDIP gabung PSI diantaranya Ginda Ferachtriawan, Dyah Retno Pratiwi, dan Wawanto. 

TRIBUNNEWS.COM, SOLO -  Tiga kader DPC PDI Perjuangan (PDI) Solo, Jawa Tengah, mengundurkan diri dan bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Ketiga orang tersebut adalah Ginda Ferachtriawan, Wawanto, Dyah Retno Pratiwi.

Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menanggapi santai terkait sikap tiga mantan kadernya itu.

Baca juga: Puan Maharani Respons Eks Kader PDIP Jateng Gabung PSI: Monggo Saja

Ditemui di kediamannya, FX Rudy mengatakan bahwa kader-kader yang membelot tersebut bukan merupakan kader PDIP asli.

"Itulah yang namanya PDI Perjuangan, jadi mulai dari PDI sampai PDI Perjuangan. Kalau orang yang dari PDI jadi PDI Perjuangan, pasti tidak akan berpindah partai politik.Karena paham betul tentang ideologi partai ," tegas FX Rudy, di Solo, Jawa Tengah, Senin (11/8/2025) sore.

FX Rudy menilai Ginda Ferachtriawan, Wawanto dan Dyah Retno Pratiwi tidak memahami betul ideologi PDIP.

"Perkara mereka sekarang mengundurkan diri atau dipecat, karena dia lahir sebelum 73 (fusi partai 6 partai menjadi PDIP). Dari situlah kalau orang yang berkiprah dari situ, dibunuh pun tetap PDI Perjuangan," lanjutnya.

Inginkan Jabatan

Menurut FX Rudy, langkah ketiga mantan anak buahnya tersebut berpindah partai karena menginginkan jabatan tertentu.

"Sehingga kalau yang seperti itu, dia tujuan utamanya adalah bagaimana bisa meraih sesuatu di sebuah organisasi partai politik," kata FX Rudy.

Di momen yang sama, FX Rudy pun menguliti satu persatu ketiga mantan kader PDIP Solo yang membelot tersebut.

Menurut FX Rudy, sosok Ginda bukanlah siapa-siapa tanpa ada sosok sang ayah di belakangnya. Bahkan masuknya Ginda sebagai kader PDIP Solo tak lain karena mendiang ayahnya.

"Ginda itu dulu juga bukan siapa-siapa. Itu hanya kita memberi penghargaan pada ayahnya saja, pak Satrio yang kena kasus korupsi terus dia sama pak Teguh dicalonkan menjadi anggota DPRD kan 2 kali dia. Itu saja," urainya.

FX Rudy pun menegaskan bahwa dirinya tak pernah khawatir dengan dinamika adanya kader keluar dari PDIP.

Baca juga: Puan: Bakal Ada Kejutan Soal Sekjen PDIP, Kita Tunggu Saja

"Mbak Mega saja sudah menyampaikan kalau ada yang nggak suka dengan PDI Perjuangan silahkan out, keluar. Apalagi melanggar aturan-aturan dari partai itu sendiri. Perintah ketua umum tidak dilaksanakan itu sama saja pengkhianatan," imbuh Rudy.

Ketiga sosok tersebut dikatakan FX Rudy tidak pernah menjabat petinggi struktural di DPC PDIP selama menjadi kader.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan