HUT Kemerdekaan RI
Jejak Proklamasi: Mesin Ketik, Teks Sakral, dan Kabar Kemerdekaan yang Telat Sampai Daerah
Jejak Proklamasi: Mesin ketik Jerman, rumah Maeda, dan kabar kemerdekaan yang baru sampai ke Pekanbaru sebulan setelah merdeka.
Editor:
Glery Lazuardi
Pemerhati sejarah dan budaya Kota Cirebon Jajat Sudrajat mengatakan, pembacaan teks proklamasi itu dilakukan dua hari sebelum hari kemerdekaan, yakni tanggal 15 Agustus 1945.
Yang membacakannya ialah dr Sudarsono, yang saat itu dikenal sebagai Direktur Utama Klinik Orange, yang kini menjadi RSD Gunung Jati Cirebon.
"Waktu itu hari Rabu, bulan puasa pada saat ngabuburit, saat itu orang ramai tuh dengan terpaksa karena mendapatkan amanat, dokter Sudarsono membacakan teks itu, cuma saat itu orang gak tahu bahwa yang dibacakan itu teks proklamasi dan orang juga tidak tahu dokter Sudarsono itu siapa."
"Hanya dikenal kemudian hari bahwa dia Direktur Klinik Orange, saat itu juga tidak diketahui proklamasi itu apa maknanya yang dibacakan di kota kecil, yang membaca juga bukan tokoh pergerakan," ujar Jajat saat berbincang dengan Tribun, Rabu (16/8/2023).
Teksnya sendiri, kata dia, ditulis oleh sahabat kental dr Sudarsono, yang bernama Sutan Syahrir.
Sutan Syahrir membuat teks proklamasi itu di ruangan dr Sudarsono, sehari sebelum dibacakannya teks tersebut.
"Jadi kalau kita berbicara tentang detik-detik proklamasi, dari apa yang pernah saya baca, dari apa yang saya dengar penyampaian dari pelaku perjuangan, konon dokter Syahrir merupakan sahabat kental dokter Sudarsono yang pada waktu itu beliau merupakan Direktur Klinik Orange yang kini RSD Gunung Jati Cirebon."
"Ada catatan dan pitutur yang menjelaskan bahwa di malam tanggal 14 Agustus 1945 di ruangan Direktur Klinik Orange, Sutan Syahrir membuat oret-oretan, dia berpesan agar besok bakda Asar bacakan oleh Dokter Sudarsono," ucapnya.
Jajat menyampaikan, pembacaan teks proklamasi di simpang empat Alun-alun Kejaksaan sendiri dilaksanakan pada sore hari menjelang magrib.
Saat itu, masyarakat yang mendengar pembacaan teks proklamasi tersebut sedang melakukan ngabuburit, menunggu waktu berbuka puasa.
"Dibacakan bakda Asar menjelang Magrib, ketika orang ngabuburit, kenapa? Pada saat itu, bahwa tokoh ulama besar Cirebon, Habib Syekh bin Yahya, masih hidup, beliau saat itu tokoh karismatik yang sangat disegani," jelas dia.
Keyakinan bahwa teks yang dibacakan Soekarno-Hatta pada hari kemerdekaan tahun 1945 itu adalah adanya coretan dua.
Dimungkinkan, teks asli yang ditulis Sutan Syahrir ada sedikit yang direvisi dan kemudian terdapat coretan tersebut.
"Saya tanya waktu itu ke salah satu almarhum tokoh pergerakan, apa yang meyakini bahwa teks itu ditulis oleh Sutan Syahrir dan dibacakan dokter Sudarsono, ada coretan dua, karena aslinya tidak ada."
"Aslinya itu tidak ada, yang mungkin teks itu disempurnakan ya, oleh para pemimpin bangsa bahwa seharusnya begini, gak usah ada kata itu dan lain-lain."
HUT Kemerdekaan RI
Profil Andi Java Ibnu Hajar Sinjaya, Paskibraka Nasional Perwakilan Jawa Barat |
---|
Long Weekend, Pemeriksaan Tiket dan Pencocokan Identitas Penumpang Digelar di Pelabuhan Merak Banten |
---|
Susunan Acara Karnaval Kemerdekaan yang akan Dibuka Presiden Prabowo, Ini Kegiatan yang Ditampilkan |
---|
Cerita Warisan Tongkat Jenderal Soedirman: Berbau Mistis, Tenang Ketika Disimpan di Museum |
---|
3 Contoh Amanat Pembina Upacara 17 Agustus, Penuh Makna dan Pesan Positif |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.