HUT Kemerdekaan RI
Jejak Proklamasi: Mesin Ketik, Teks Sakral, dan Kabar Kemerdekaan yang Telat Sampai Daerah
Jejak Proklamasi: Mesin ketik Jerman, rumah Maeda, dan kabar kemerdekaan yang baru sampai ke Pekanbaru sebulan setelah merdeka.
Editor:
Glery Lazuardi
"Terlebih diyakini teks itu tulisan tangan Syahrir, bukan ketikan. Konsep itu ditulis Sutan Syahrir di ruangan dokter Sudarsono Klinik Orange."
"Nah, dari situlah, para pejuang, tokoh Cirebon ketika mendengar teks proklamasi yang dibacakan oleh Soekarno atas nama bangsa Indonesia kaget, karena teks itu yang dibacakan di simpang empat alun-alun Kejaksaan, yang sekarang persis berdirinya Tugu Pensil," katanya.
Kabar Kemerdekaan Terlambat Sampai Daerah
Masyarakat di Pekanbaru ternyata baru mendapat kabar kemerdekaan Indonesia satu bulan pasca pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno.
Proklamator itu membacakan teks proklamasi di Pegangsaan Timur, Jakarta pada 17 Agustus 1945.
Namun masyarakat di Pekanbaru kala itu baru mendapat kabar kemerdekaan Indonesia pada 15 September 1945.
Para angkatan muda pada Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone) atau Kantor Pos di masa pendudukan Jepang mengibarkan bendera di atas atap Kantor PPT kala itu.
Posisi kantornya berada di areal RTH Tunjuk Ajar Integritas, Jalan Ahmad Yani, Kota.
Lokasi yang dulunya merupakan Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau terdapat prasasti.
Prasasti batu itu menandai lokasi pertama pengibaran bendera merah putih di Kota Pekanbaru.
Batu itu ternyata jadi penanda dan saksi bisu lokasi pengibaran bendera merah putih untuk pertama kalinya di Kota Pekanbaru.
"Berita kemerdekaan baru terdengar di Pekanbaru pada tanggal 15 September 1945, kabar itu tersampaikan lewat informasi dari Bukittinggi," jelas Kabid Pembinaan Seni dan Budaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekanbaru, Zulnawirawan kepada Tribunpekanbaru.com.
Iwan memaparkan bahwa prasasti merah putih ini tidak lepas dari kekalahan Jepang pada Perang Asia Timur Raya tahun 1945.
Saat itu Sekutu menjatuhkan bom atom di Nagasaki dan Hiroshima.
Jepang pun menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Indonesia yang saat itu negara yang dalam penjajahan Jepang akhirnya memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1944.
Namun beritanya belum tersiar hingga ke seluruh negeri.
Kabar kemerdekaan Indonesia lambat terdengar di Kota Pekanbaru karena baru tersiar satu bulan pasca proklamasi kemerdekaan.
Para pemuda Jawatan PTT kala itu langsung mengibarkan bendera merah putih di atas atap kantornya.
Mereka mendapat bendera yang merupakan sumbangan dari Basrul Jamil.
"Kami merah putih dijahit oleh istrinya, ada juga yang bilang kakaknya menjahit," kenangnya.
Iwan menyebut sempat ada pergolakan ketika pengibaran bendera itu.
Apalagi posisi Kantor PTT waktu itu berada dekat Kantor Syucokan atau pemerintah Jepang tingkat provinsi di Riau.
Lokasi tersebut saat ini adalah Museum Siaran RRI Pekanbaru, Jalan Ahmad Yani.
Pekanbaru menjadi ibukota Riau yang dipimpin Syucokan Riau.
Pemerintah Riau pun akhirnya mendirikan prasasti sebagai bentuk penghormatan di lokasi pengibaran bendera ini pada tahun 1978.
Mantan Gubernur Riau, R.Soebrantas Siswanto meresmikan prasasti itu pada 10 November 1978.
Pemerintah Kota Pekanbaru juga menyatakan bahwa prasasti ini satu cagar budaya.
Dirinya mengatakan bahwa Gubernur Riau kala itu memerintahkan Azali Johan untuk mencari batu untuk prasasti tersebut.
Batu ini akhirnya menjadi prasasti yang jadi monumen sejarah kemerdekaan RI di Riau.
Lokasi prasasti tersebut merupakan satu cagar budaya di Kota Pekanbaru.
Ada juru pelihara yang secara rutin merawat cagar budaya yang ada.
Batu itu memiliki tulisan bahwa posisinya berada saat ini merupakan lokasi pengibaran bendera merah putih pertama di Kota Pekanbaru pasca Indonesia merdeka tahun 1945.
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Baru Satu Bulan Pasca Proklamasi Masyarakat di Pekanbaru Dapat Kabar Indonesia Merdeka,
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Tugu Pensil Cirebon, Ini Lokasi Pertama Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan RI, Bukan di Jakarta,
Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Misteri Mesin Tik untuk Menulis Naskah Proklamasi Terungkap, Bukan Milik Maeda,
HUT Kemerdekaan RI
Profil Andi Java Ibnu Hajar Sinjaya, Paskibraka Nasional Perwakilan Jawa Barat |
---|
Long Weekend, Pemeriksaan Tiket dan Pencocokan Identitas Penumpang Digelar di Pelabuhan Merak Banten |
---|
Susunan Acara Karnaval Kemerdekaan yang akan Dibuka Presiden Prabowo, Ini Kegiatan yang Ditampilkan |
---|
Cerita Warisan Tongkat Jenderal Soedirman: Berbau Mistis, Tenang Ketika Disimpan di Museum |
---|
3 Contoh Amanat Pembina Upacara 17 Agustus, Penuh Makna dan Pesan Positif |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.