Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Rangkaian Demo 4 September: Aksi Lempar Sampah di Jabar, 2 Mahasiswa Terbakar Saat Unras di Ambon
Demo nasional 4 September 2025 pecah di berbagai daerah dan luar negeri, dari tuntutan DPR hingga tragedi pendemo terbakar di Ambon.
Editor:
Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM - Rangkaian demonstrasi nasional pada Kamis (4/9/2025) berlangsung di berbagai wilayah Indonesia.
Demo nasional pada 4 September 2025 merupakan lanjutan dari gelombang protes yang telah berlangsung sejak akhir Agustus.
Aksi ini melibatkan berbagai elemen masyarakat mahasiswa, buruh, aktivis HAM, dan kelompok sipil—yang turun ke jalan di Jakarta, Ambon, Makassar, Yogyakarta, hingga luar negeri seperti Taiwan dan Den Haag, Belanda.
Lokasi Aksi Utama
Jakarta Pusat
DPR/MPR RI, Istana Negara, Patung Kuda Arjuna Wijaya
Ambon
DPRD Seram Bagian Timur
Yogyakarta
Mapolda DIY
Den Haag
KBRI, dalam rangka Aksi Kamisan Internasional
Tuntutan Utama Demo 4 September 2025
Kolektif 17+8 Indonesia Berbenah
17 Tuntutan Rakyat, antara lain:
Bentuk tim investigasi independen atas kematian demonstran seperti Affan Kurniawan dan Rheza Sendy Pratama
Hentikan keterlibatan TNI dalam pengamanan sipil
Bebaskan seluruh demonstran tanpa kriminalisasi
Tangkap dan adili aparat yang melakukan kekerasan
Batalkan kenaikan gaji dan tunjangan DPR
Publikasikan anggaran DPR secara transparan
Selidiki harta anggota DPR oleh KPK
Pastikan upah layak untuk guru, nakes, buruh, dan mitra ojol
Cegah PHK massal dan naiknya biaya pendidikan
8 Tuntutan Tambahan, meliputi:
Reformasi kurikulum pendidikan
Perlindungan terhadap aktivis demokrasi
Peninjauan ulang kebijakan pajak dan subsidi
Penegakan hukum yang adil dan transparan
Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak)
Turunkan harga sembako dan tarif pajak rakyat kecil
Sahkan RUU Perampasan Aset
Sindiran terhadap korupsi melalui simbol patung tikus berdasi
BEM SI (Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia)
Tema aksi: #SelamatkanIndonesia
Fokus pada penegakan hukum, demokrasi, dan pembebasan aktivis
Aksi Kamisan
Dedikasi untuk korban pelanggaran HAM
Seruan damai di Jakarta, Palu, dan luar negeri
Aksi ini dipicu oleh kematian demonstran, kontroversi tunjangan DPR, dan keresahan terhadap kebijakan ekonomi dan HAM. Pemerintah melalui Menko Kumham Imipas Yusril Ihza Mahendra menyatakan akan merespons tuntutan secara serius dan menjamin hak demonstrasi damai tetap dilindungi
Jakarta Demo di Tiga Titik
Depan DPR RI
Sekitar pukul 08.30 WIB, massa dari Gerakan Masyarakat Elang Khatulistiwa Nusantara menggelar aksi di depan Gedung DPR/MPR RI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
“Jumlah peserta diperkirakan sekitar 50 orang,” kata Ruslan.
Dalam aksinya, mereka menuntut audit transparan anggaran DPR dan belanja negara, memprioritaskan legislasi pro rakyat, pembentukan panitia khusus anti mafia korupsi, penegakan kode etik DPR RI, serta pengesahan RUU Perampasan Aset.
Aksi Buruh di Monas
Sekitar pukul 11.00 WIB, aksi juga digelar di Silang Selatan Monas oleh kelompok Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak), yang terdiri dari aliansi serikat buruh dan organisasi masyarakat sipil.
“Jumlah massa diperkirakan mencapai 1.000 orang dengan penanggung jawab aksi antara lain Ifan Ibrahim, Tara, Rivaldi Haryo Seno, dan Sunarno,” ujar Ruslan.
Massa Gebrak menyuarakan sejumlah tuntutan, antara lain penghentian represivitas dan kriminalisasi terhadap peserta aksi, penurunan tarif pajak, tarif dasar listrik, air, tol, hingga harga sembako.
Selain itu, mereka juga mendesak pengesahan RUU Perampasan Aset serta pemotongan tunjangan pejabat tinggi negara sebesar 50 persen.
Aksi Partai Berkarya
Pada pukul 08.00 WIB, Forum Ketua DPW Partai Berkarya juga menggelar aksi di kawasan Silang Selatan Monas.
Massa berjumlah sekitar 100 orang dengan penanggung jawab aksi Muhammad Arham.
Dalam aksinya, mereka menyoroti dugaan maladministrasi di Kementerian Hukum dan HAM terkait lambatnya proses pengesahan kepengurusan hasil Munas I Partai Berkarya.
BEM UI
Sementara itu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia memastikan tidak menggelar aksi demonstrasi di Jakarta pada Kamis (4/9/2025).
“Hari ini, tidak aksi dari BEM UI,” kata Ketua BEM UI, Atan Zayyid Sulthan, saat dikonfirmasi, Kamis.
Kepastian ini disampaikan sehari setelah Atan mengonfirmasi adanya rencana aksi yang akan membawa “17+8 Tuntutan Rakyat” pasca pernyataan sikap BEM UI mengenai kondisi tanah air.
“Dalam waktu dekat. Aksi (demo) itu dalam waktu dekat, ada di dalam minggu ini,” ujar Atan, Rabu (3/9/2025).
Namun, Atan belum dapat merinci jadwal pelaksanaan, jumlah massa yang turun, maupun keterlibatan BEM lain. Ia hanya menegaskan bahwa aksi nantinya akan bersifat konstruktif.
“Kami tegaskan bahwa kami akan membawa aksi yang konstruktif dan juga berfokus kepada perubahan-perubahan kebijakan,” ucapnya.
Demo di Jabar
Kantor DPRD Jabar kembali didatangi massa aksi. Kali ini, giliran masyarakat sipil yang didominasi ibu-ibu melakukan demo, Kamis (4/9/2025).
Sejumlah ibu-ibu berpakaian serba pink atau merah muda ini, merupakan gabungan dari sejumlah forum yakni Dago Melawan, Tamansari Bersatu, Sukahaji Melawan, Cipedes Melawan, dan Rakyat Anti Penggusuran.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan masyarakat terhadap tindakan represif Polisi, menuntut disahkan undang-undang perampasan aset terhadap koruptor, dan pangkas anggaran tunjangan untuk DPR.
Dalam rangkaian aksinya, massa juga menggelar teatrikal dengan melempar sejumlah kantong plastik berisi sampah ke arah Gedung DPRD Jawa Barat.
Aksi simbolis itu mereka lakukan sebagai wujud kekecewaan atas kondisi yang tengah berlangsung di Indonesia.
“Kami dari masyarakat kampung kota ikut menyuarakan mengenai represif aparat, mengenai juga tuntutan bagi para koruptor untuk disita asetnya dan diberlakukan hukuman mati sekalipun kami tidak berkeberatan,” ujar Angga, koordinator aksi.
Angga juga menuntut agar Pemprov Jabar membatalkan segala bentuk kerjasama dengan TNI agar Jawa Barat terhindar dari kepentingan militer.
“Bedakan kepentingan militer dengan kepentingan sipil, sehingga supremasi sipil harus berada di atas segalanya. Termasuk juga dengan reformasi polri dan pembersihan dewan dan politik praktis dari praktek-praktek korupsi dan segala macamnya," katanya.
Berikut poin-poin tuntutan masa aksi:
1. Hentikan brutalitas aparat, penangkapan illegal, sweeping dan pamer kekuatan TNI/POLRI di lingkungan warga masyarakat.
2. Cabut segala kebijakan yang tidak pro rakyat, tingkatkan upah pekerja disetiap sektor, lindungi pekerja dengan kepastian kerja dan sistem kerja yang adil.
3. Rampas seluruh aset Koruptor dan hukuman mati baginya.
4. Wujudkan reforma Agraria sejati, distribusikan tanah untuk rakyat bukan untuk korporasi.
5. Turunkan Pajak rakyat, harga kebutuhan pokok, tarif dasar listrik & BBM. Naikan Pajak Impor, Konglomerat dan Perusahaan multinasional.
6. Pangkas anggaran DPR, Pejabat negara, TNI dan POLRI, perbesar anggaran pendidikan dan kesejahteraan rakyat.
7. Batalkan Perjanjian Kerjasama TNI AD - Pemprov Jabar mengenai Manunggal Karya Bakti Skala Besar Pembangunan Daerah. Wujudkan Jabar anti militerisme.
8. Reformasi POLRI dan wujudkan Supremasi Sipil, kembalikan Militer ke barak.
9. Tangkap, Adili dan Penjarakan para aparat pembunuh rakyat dalam aksi Agustus 2025 dan para pelanggar HAM berat dimasa lalu.
10. Bebaskan masyarakat yang ditangkap dalam demonstrasi Agustus-September. Kemarahan Rakyat bukan tindakan Terorisme.
Demo Tragis di Ambon
Aksi demonstrasi puluhan mahasiswa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Seram Bagian Timur (SBT) di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berakhir tragis.
Dua pendemo terbakar saat mencoba membakar ban bekas, sekitar pukul 12:00 WIT, Kamis (4/9/2025).
Bermula saat salah satu masa aksi menyiram bahan bakar minyak (BBM) pada ban bekas.
Aksi itu kemudian coba dihalau oleh aparat keamanan hingga terjadi saling dorong, menyusul cipratan minyak terkena pakaian korban.
Seketika api pun langsung tersulut saat seseorang memantik api.
Korban langsung berlari dengan api yang berkobar di badan.
Massa aksi langsung lari berhamburan, dan lainnya mencoba membantu korban hingga api berhasil dipadamkan.
Kedua korban diketahui mengalami luka bakar ringan dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Keduanya yakni Dalila Fani Loklomin dan Abu Ernas yang saat telah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Bula.
Abdul Rumatiga salah satu orator menyebut, salah satu masa aksi yang membawa jerigen bensin tumpah saat hendak menuangkan bahan bakar ke ban.
"Akibatnya, api dari korek api yang dinyalakan dari orang tak dikenal langsung menyambar bensin yang tumpah dan api dengan cepat menjalar, mengenai dua mahasiswa di dekatnya," ujarnya.
Melihat kobaran api yang membahayakan, rekan-rekan mahasiswa lain segera bergegas memadamkan api dan menolong kedua korban.
Aksi bakar ban tersebut pun gagal dan suasana sempat tegang.
Pihak kepolisian yang berjaga di lokasi juga terlihat langsung mengamankan area dan menenangkan massa aksi setelah insiden tersebut.
Aksi demo ini sendiri bertujuan untuk menyuarakan aspirasi mahasiswa terkait isu-isu nasional maupun lokal di Seram Bagian Timur.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul UPDATE Situasi Panas Demo Hari Ini: Jakarta Kompak Demo 3 Titik, Tragis di Ambon Pendemo Dilalap Api,
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul BREAKING NEWS: Ibu-ibu Gelar Demo di Kantor DPRD Jabar, Lemparkan Sampah, Ini Tuntutannya,
Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
Menko Yusril Pastikan Pemerintah Tak Abaikan 17+8 Tuntutan Rakyat |
---|
OJK Tegaskan Tidak Ada Penarikan Dana Jumlah Besar di Bank saat Unjuk Rasa di Berbagai Daerah |
---|
LEMPARAN Bangkai Tikus hingga Hujan Batu Jadi Kode Dimulainya Demo Ricuh di Mapolda Jateng |
---|
Petisi Asta Cita Rakyat, Suara Nurani Bangsa dari Alumni UI |
---|
Buat Status WA Bakar Rumah Kapolresta Pati, Remaja Ini Didatangi Polisi: Tidak Kami Tangkap |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.