Hijaukan Cianjur dari Rumah, Warga Sawahgede Jadi Pelopor Pilah Sampah Lewat Program ISWMP
Timbulan sampah harian yang berasal dari rumah tangga, pasar tradisional, hingga kawasan wisata kini diperkirakan mencapai 1.260 ton per hari
Editor:
Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR — Persoalan sampah menjadi tantangan serius di Kabupaten Cianjur. Timbulan sampah harian yang berasal dari rumah tangga, pasar tradisional, hingga kawasan wisata kini diperkirakan mencapai 1.260 ton per hari (SIPSN, 2024).
Kondisi geografis Cianjur yang luas dan beragam—meliputi wilayah urban, pedesaan, dan pegunungan—menyulitkan proses pengangkutan dan pengolahan sampah secara merata.
Di tengah keterbatasan infrastruktur dan sistem pengelolaan yang masih konvensional, kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengelola sampah dari rumah tangga masih tergolong rendah.
Banyak warga belum terbiasa memisahkan sampah organik dan anorganik, serta belum memahami potensi ekonomi dari daur ulang.
Menjawab tantangan ini, Pemerintah Kabupaten Cianjur tidak hanya memperkuat infrastruktur fisik, tetapi juga mulai mengembangkan pendekatan berbasis masyarakat.
Program edukatif seperti pelatihan pengolahan sampah organik, pengembangan bank sampah di desa, serta kampanye pilah sampah di sekolah dan pesantren terus digencarkan.
Melalui kolaborasi dengan tokoh masyarakat, organisasi pemuda, dan kelompok perempuan, pemerintah daerah berupaya menanamkan budaya memilah sampah dari rumah sebagai langkah awal menuju pengelolaan yang berkelanjutan.
Berdasarkan dokumen Rencana Induk Sistem Pengelolaan Sampah (RISPS), target pengangkutan langsung ke TPA pada tahun 2028 ditetapkan hanya 12,92 persen. Ini membuka peluang ekonomi dari pengelolaan sampah mandiri oleh warga.
Baca juga: Membangun Budaya Pilah Sampah dari Rumah: Cerita Perubahan dari RT 19 Bagendung Kota Cilegon
ISWMP Dorong Regulasi dan Kelembagaan Pengelolaan Sampah
Program ISWMP (Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities Project) tidak hanya fokus pada perubahan perilaku masyarakat, tetapi juga mendorong lahirnya kebijakan dan sistem kelembagaan yang mendukung keberlanjutan.
Di Cianjur, kontribusi ISWMP tercermin dalam:
- Penyusunan RISPS yang telah disahkan melalui Peraturan Bupati Cianjur No. 26 Tahun 2024.
- Dukungan terhadap draft Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah yang telah melalui tahap harmonisasi.
Penguatan kelembagaan melalui pelatihan pembentukan UPTD, penyusunan dokumen persyaratan, serta pedoman operasional untuk pengumpulan sampah dari sumber ke TPST.
Semua ini dirancang sebagai satu kesatuan yang saling melengkapi demi mewujudkan sistem pengelolaan sampah yang modern dan berkelanjutan.
RISPS menjadi peta jalan strategis, regulasi daerah menjadi landasan hukum, dan peningkatan kapasitas kelembagaan menjadi kunci keberhasilan implementasi di lapangan.
Dari Warga untuk Lingkungan: Pilot Project ISWMP di Sawahgede
ISWMP hadir sebagai upaya kolaboratif antara pemerintah pusat dan Bank Dunia untuk mendorong perubahan menyeluruh di sektor persampahan.
Di Kabupaten Cianjur, Kelurahan Sawahgede—khususnya RT 03 RW 14—ditetapkan sebagai lokasi pilot project.
Wilayah ini dipilih karena berada dalam jangkauan layanan pengangkutan DLH, memiliki bank sampah terdekat sebagai mitra offtaker, serta menunjukkan kesiapan dan dukungan aktif dari warga dan pengurus lingkungan.
Masjid di Garut Dibangun dari 12 Ton Sampah Plastik, Diprediksi Bisa Selamatkan 8 Ribu Pohon |
![]() |
---|
Eddy Soeparno Perjuangkan Waste to Energy untuk Palembang Selesaikan Masalah Sampah |
![]() |
---|
Tantangan Sampah dan Ekonomi Sirkular: L’Oréal Indonesia Dorong Kolaborasi Lintas Sektor |
![]() |
---|
10 Negara Paling Tercemar di Dunia, Kebiasaan Buang Sampah Sembarangan, Indonesia Masuk Daftar |
![]() |
---|
Investasi Pembangunan PSEL di Tangsel Banten Tembus Rp 2,6 Triliun, Olah Sampah Jadi Energi Listrik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.