Mushola Ambruk di Sidoarjo
Tim DVI Identifikasi 2 Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Lewat Gigi Hingga Sidik Jari
DVI Polda Jawa Timur berhasil mengidentifikasi dua korban reruntuhan musala Pondok Pesantren Alkhoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur berhasil mengidentifikasi dua korban reruntuhan musala Pondok Pesantren Alkhoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Kaur Keskamtibmas Subdit Dokpol Biddokkes Polda Jatim yang juga Ketua Tim Fase I (TKP) dan III (Antemortem), Kompol Naf'an, mengungkapkan dua korban tersebut bernama Nurudin dan Ahmad Rijalul Haq.
Baca juga: BNPB: Korban Tewas Robohnya Mushola Ponpes Al Khoziny 50 Orang, 13 Lainnya Masih Tertimbun
Hal itu disampaikannya saat Rapat Koordinasi Bencana Non Alam Akibat Bangunan Roboh di Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (6/10/2025).
"Bahwa yang dibawa ke RS Bhayangkara dari 001 sampai dengan 0049 yang awalnya sudah teridentifikasi 3, saya dapat laporan semalam itu ada tambahan 2," kata Naf'an dalam siaran langsung di kanal Youtube BNPB Indonesia, Senin (6/10/2025).
"Yaitu atas nama Nuruddin dan Ahmad Rijalul Haq. Ini teridentifikasi dari gigi, medis, properti untuk Nuruddin. Dan satu korban lainnya lewat sidik jari, medis, properti (barang pribadi)," lanjut dia.
Di sisi lain, ia mengungkapkan proses identifikasi khususnya lewat metode tes DNA memakan waktu karena sejumlah aspek teknis.
Karena tim DVI harus mengirim sampel DNA korban dan sampel pembanding keluarga ke Pusat Lab DNA Pusdokkes Polri di Cipinang, Jakarta Timur untuk diperiksa lebih lanjut.
Baca juga: Kala Ponpes di Indonesia Capai Lebih dari 40 Ribu, tapi yang Punya IMB Tak Sampai 1 Persen
"Setiap korban yang sudah diidentifikasi ketika sudah diambil sidik jarinya, itu tidak diambil lagi sampel DNA. Tetapi bila masih kesulitan, artinya belum bisa pasti, langsung otomatis diambil sampel DNA-nya. Menunggu waktu sampel DNA dikasih lagi, mungkin bisa saja ada yang ketemu (identitasnya) sebelum ada tes DNA," kata dia.
"Mungkin ada tambahan dari pihak keluarga memberikan, misalnya contoh anak itu tersenyum. Karena gigi ini bisa didapatkan di antaranya ya bisa dibandingkan kalau anak itu punya foto yang tersenyum. Karena kalau tidak ya tidak bisa membandingkan," pungkasnya.
Hingga Senin (6/10/2025) pagi, diketahui terdapat 10 korban yang telah berhasil diidentifikasi.
Sementara itu, puluhan lainnya masih dalam proses identifikasi.
Jenazah korban yang ditemukan di bawah reruntuhan juga diketahui tidak semuanya dalam keadaan utuh.
Tim DVI juga menerima kantung jenazah berupa anggota tubuh atau Body Part yang telah dievakuasi Tim SAR.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.