Mushola Ambruk di Sidoarjo
10 Jenazah Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sudah Teridentifikasi
Setelah dua jenazah teridentifikasi Minggu (5/10/2025), kini ada 10 jenazah tragedi ambruknya Ponpes Al Khoziny yang terungkap identitasnya.
1. Firman Nur (16 tahun)
Alamat: Tembok Lor 38A, Surabaya
Nomor jenazah: PM RSBB 002
2. Muhammad Azka Ibadur Rahman (13 tahun)
Alamat: Jalan Randu Indah Nomor 14, Kenjeran, Surabaya
Nomor jenazah: PM RSBB 003
3. Daul Milal (15 tahun)
Alamat: Sitok Kapasan Gang 8 Nomor 18, Surabaya
Nomor jenazah: PM RSBB 006
Totalnya, sampai Senin (6/10/2025) siang, sudah ada 54 korban meninggal dunia dalam tragedi ini termasuk lima body parts atau potongan tubuh yang ditemukan.
“Sebanyak 54 korban meninggal dunia itu termasuk lima body part yang ditemukan petugas tim SAR gabungan dari lokasi kejadian,” kata Direktur Operasi Basarnas Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo.
Semua korban sudah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya.
Sebagian sudah teridentifikasi dan diserahkan ke keluarga, sebagian masih proses identifikasi oleh tim DVI Polda Jatim.
Baca juga: Update Korban Ponpes Al Khoziny Senin Siang: 54 Meninggal Dunia, 27 Luka Berat, 76 Luka Ringan
Evakuasi Diharapkan Tuntas pada Senin, 6 Oktober 2025 Hari Ini
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayor Jenderal Budi Irawan juga berharap, semua korban yang masih tertimbun material bangunan dapat dievakuasi pada Senin (6/10/2025) hari ini.
Alat berat terus dikerahkan di area reruntuhan, lalu saat ada korban terlihat, evakuasi dilakukan dengan cara manual.
“Hari ini kita berusaha menyelesaikan pencarian para korban. Dari Basarnas maupun pihak Kodim sudah mengatur jadwal, semoga semua bisa tuntas dievakuasi hari ini,” papar Budi.
Kendati demikian, ada kendala yang dialami petugas di lapangan.
Salah satunya adalah keberadaan beberapa beton yang ambruk itu tersambung dengan bangunan utama atau bangunan lain di kompleks Pondok Pesantren yang berada di Buduran tersebut.
Sehingga, proses evakuasi harus dilakukan dengan hati-hati dan pengangkatan puing maupun reruntuhan tidak boleh dilakukan serampangan.
Sebab, dikhawatirkan dapat menimbulkan getaran, atau bahkan potensi runtuh susulan yang dapat berdampak pada bangunan utama.
“Bangunan beton yang tersambung sudah dipotong oleh petugas. Prosesnya butuh kehati-hatian. Semoga bisa segera tuntas evakuasinya,” ujarnya.
(Tribunnews.com/Rizki A.) (TribunJatim.com/Luhur Pambudi/M Taufik) (Kompas.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.