Mushola Ambruk di Sidoarjo
Hindari Trauma, Korban Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Butuh Pendampingan Psikologis
Mereka butuh waktu untuk menata kembali persepsi tentang dunia, bahwa tidak semua tempat berbahaya, dan tidak setiap suara keras berarti ancaman
Sebaliknya, mereka perlu memberikan ruang agar anak bisa mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat, bercerita, menggambar, bermain, atau menulis.
“Anak-anak perlu belajar bahwa ketakutan itu wajar. Yang penting, mereka tahu bagaimana mengelola perasaan itu ketika datang,” jelas Analisa.
Pendampingan psikologis pascabencana sebaiknya tidak berhenti pada masa tanggap darurat.
Pemerintah daerah, sekolah, tenaga kesehatan, hingga komunitas masyarakat harus berkolaborasi untuk memastikan anak benar-benar pulih secara mental dan sosial.
Karena trauma bukan hanya urusan pribadi, tapi juga tanggung jawab kolektif agar generasi muda bisa tumbuh kembali dengan hati yang kuat dan jiwa yang sehat.
Mushola Ambruk di Sidoarjo
Cak Imin Sebut Ponpes Al Khoziny yang Ambruk Sudah Berusia 125 Tahun |
---|
Menko Cak Imin Sebut Pondok Pesantren Berusia di Atas 100 Tahun Akan Diaudit |
---|
Luka Fisik Bisa Sembuh, Tapi Korban Ponpes Al Khoziny Bisa Berisiko Alami PTSD |
---|
Operasi Pencarian Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Resmi Ditutup, 67 Korban Meninggal Dunia |
---|
Operasi SAR di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Ditutup: Daftar Jumlah Korban dan Tahap Lanjutan |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.