Sabtu, 11 Oktober 2025

Mushola Ambruk di Sidoarjo

Kubu Keluarga Korban Al Khoziny Terpecah Belah, Ada yang Tuntut Proses Hukum, Sebagian Ikhlas

Keluarga-keluarga korban tragedi Ponpes Al Khoziny tidak satu suara dalam menanggapi insiden ambruknya bangunan musala.

TribunJatim.com/M Taufik
AL KHOZINY - Reruntuhan gedung Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur sudah terlihat bersih, Selasa, (7/10/2025). 

Rasa ikhlas turut disampaikan oleh keluarga santri bernama Rafi Catur Okta Mulya (17) ditemukan tewas dalam posisi sujud.

Kakak Rafi, Novita Tri Endah (26), mengaku awalnya sulit menerima kejadian ini. Akan tetapi, dia kemudian bisa ikhlas.

"Awalnya syok enggak terima, kenapa harus adikku? Salah kah dia nyelametin anak juga? Masih sempat-sempatnya loh dia nyelametin orang dalam waktu keruntuhan begitu," kata Novita.

Dia berharap pihak ponpes bisa memperhatikan bangunan ponpes supaya kejadian seperti ini tidak terulang.

"Kalau aku sendiri sama keluarga ikhlas, cuma ingin tahu kejadiannya seperti apa detailnya begitu," katanya.

Sementara itu, keluarga santri bernama Muhammad Sholeh bin Abdurrahman (22 tahun) memilih menolak uang santunan dari pihak ponpes dan mengembalikannya.

Baca juga: Ironi Respons pada Tragedi Ambruknya Ponpes Al Khoziny: Disebut Takdir, Dibangun Ulang Pakai APBN

Abdul Fattah, kakak kandung Sholeh, mengatakan pihak keluarga berterima kasih atas perhatian dan kepedulian pihak pesantren. Meski demikian, pihak keluarga memilih untuk tidak menerima santunan.

“Kami tidak mau menerima santunan itu bukan karena apa-apa, hanya ingin mendapatkan ridhonya kiai dan guru di pesantren. Semoga doa dan ridha beliau menjadi keberkahan bagi almarhum dan keluarga kami yang ditinggalkan,” kata Abdul Fattah.

Ustaz Achmad Faiq, ayah santri bernama Moch Agus Ubaidillah, juga memilih mengembalikan santunan. 

Achmad mengatakan pihak keluarga sudah ikhlas menerima takdir Allah sehubungan musibah yang terjadi.

"Ini kami kembalikan untuk kepentingan pembangunan musala pesantren dan lainnya," kata Achmad, (3/10/2025), dikutip dari Tribun Jatim.

Sementara itu, Dewan Pengasuh Pesantren Al Khoziny, K.H.R. Muhammad Ubaidillah Mujib menyebut santunan untuk keluarga korban adalah bagian dari dukacinta dan permintaan maaf.

“Kami turut berbela sungkawa. Semoga almarhum Sholeh wafat dalam keadaan husnul khatimah, karena meninggal saat salat dan dalam posisi sebagai penuntut ilmu,” kata Mujib.

Pimpinan ponpes akan dipanggil polisi

Kapolda Jatim Irjen Pol. Nanang Avianto mengatakan pemeriksaan dalam kasus Al Khoziny dilakukan secara bertahap.

"Belum (periksa pimpinan ponpes). Kan kami panggil dulu keterangan-keterangan dari saksi-saksi. Nanti semuanya pasti akan mengarah kepada siapa yang bertanggung jawab di situ," kata Nanang di RS Bhayangkara, Surabaya, Rabu.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved