Siswa SD di Wonosobo Diduga Jadi Korban Bullying, Meninggal Saat Dirawat di Rumah Sakit
Korban sempat menjalani perawatan intensif di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo selama tiga hari setelah mengeluhkan sakit di bagian perut dan sesak napas
TRIBUNNEWS.COM, WONOSOBO – Tangis Dedi Handi Kusuma pecah setiap kali mengingat kata-kata terakhir putranya.
TA (9), siswa kelas tiga sebuah SD negeri di Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo, meninggal dunia karena diduga menjadi korban bullying rekan-rekannya, Selasa (7/10/2025) malam.
Ia sempat menjalani perawatan intensif di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo selama tiga hari setelah mengeluhkan sakit di bagian perut dan sesak napas.
Dedi ingat betul ucapan sang anak.
“Bapak, aku mau pindah sekolah,” ucap Dedi menirukan suara putranya.
Berdasarkan informasi, aksi perundungan terjadi pada Rabu (1/10/ 2025) saat sekolah TA menggelar upacara Hari Kesaktian Pancasila.
Baca juga: Bully dalam Pendidikan Dokter: Antara Kekerasan dan Pembentukan Mental
Saat berangkat Dedi melepas anaknya berangkat sekolah namun sore harinya, TA pulang dengan wajah pucat dan langkah gontai.
“Anak saya bilang, dipukul di perut. Dia ngeluh sakit, sesak napas,” kenang Dedi dengan suara bergetar.
Perjuangan di Rumah Sakit
Keluarga sempat membawa TA ke dokter karena kondisinya terus melemah.
Pada Sabtu sore (4/10), bocah itu akhirnya dilarikan ke rumah sakit dan langsung dirawat di IGD.
Sehari kemudian, Minggu (5/10), ia dipindahkan ke ruang ICU karena dokter menemukan cairan di paru-paru.
Operasi dilakukan untuk mengeluarkan cairan tersebut.
“Dia sempat sadar sebentar, sempat ngomong sedikit,” kata Dedi.
Namun tak lama setelah itu, kondisi TA menurun drastis hingga akhirnya tutup usia.
Sebelum meninggal, TA sempat bercerita bahwa ia dipukul oleh teman sekelasnya.
Informasi di lingkungan sekitar menyebutkan, lebih dari satu anak mungkin terlibat dalam perundungan itu.
“Anak saya bilang yang mukul satu, tapi ada yang bilang ada yang megang, bahkan sampai pingsan,” ucap Dedi.
Sebelum tragedi itu, TA sempat mengutarakan keinginannya untuk pindah sekolah.
“Bapak, saya mau pindah sekolah saja,” kenangnya lirih.
Hingga kini, pihak sekolah belum memberi keterangan resmi.
Dedi mengaku sudah mencoba meminta penjelasan, namun belum mendapat kejelasan tentang apa yang sebenarnya terjadi di sekolah anaknya.
“Saya tanyain ke pihak sekolah, enggak ada yang tahu. CCTV juga saya belum lihat,” ujarnya.
Penyelidikan Polisi
Kasat Reskrim AKP Arif Kristiawan mengatakan, penyelidikan masih berlangsung.
“Kasus ini masih kami dalami. Lokasi kejadian belum bisa dipastikan karena belum ada saksi dan belum ditemukan rekaman CCTV,” katanya. (Tribun Jatim/Ani Susanti)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Siswa SD Kertek Tewas usai Dipukuli di Sekolah, Ayah Ingat Tangis Terakhirnya: Bapak, Aku Mau Pindah
																	
					Sumber: Tribun Jatim					
							
					| Klarifikasi Anik, Guru SD di Wonosobo yang Dituduh Pelakor, Beberkan Kronologi Bertemu dengan Suroto |   | 
|---|
| Istri di Wonosobo Tuding Suami Selingkuh dengan Guru Honorer, Ketua BKD Sebut Hanya Pertemuan Biasa |   | 
|---|
| BNPT Sebut Korban Bullying Berpotensi Terpapar Radikalisme hingga Jadi Pelaku Terorisme |   | 
|---|
| BKD Wonosobo Sebut Perempuan yang Diviralkan Selingkuh Bukan ASN: Guru Honorer |   | 
|---|
| Niken Anjani Pernah Jadi Korban Pelecehan, Pelakunya Orang Dekat |   | 
|---|
 
							 
							 
							 
			 
				
			 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.