Selasa, 28 Oktober 2025

Warga Pekalongan Rugi Rp2,6 M Usai Tertipu Seleksi Masuk Akpol, Ujungnya Gagal Seleksi

Dwi rugi Rp2,6 M usai tertipu jalur masuk Akpol. Dua polisi aktif diduga terlibat penipuan.

Editor: Glery Lazuardi
KOMPAS.com/NURWAHIDAH
POLISI - Demi anak masuk Akpol, Dwi serahkan Rp2,6 M. Harapan pupus, uang raib, janji tinggal dusta. 

“Katanya ini kuota khusus, tinggal bayar Rp3,5 miliar. Separuh dulu tanda jadi, sisanya setelah panpus (pantukhir pusat),” jelas Dwi kepada TribunJateng.com.

“Katanya sebelumnya ada yang mau pakai kuotanya tapi ga jadi karena orangnya daftar tentara, jadinya ada satu kuota kosong,” imbuhnya.

Setelah diyakinkan, Dwi akhirnya menyerahkan uang muka Rp500 juta secara tunai kepada Aipda F dan Bripka AUK di sebuah kafe di Semarang pada 21 Desember 2024.

Beberapa minggu kemudian, tepatnya 8 Januari 2025, kedua polisi itu kembali meminta uang sebesar Rp1,5 miliar dengan alasan untuk “proses administrasi di Jakarta”.

“Mereka mendesak, katanya malam itu juga atau paling lambat besok pagi harus dibayar. Saya sampai pinjam ke saudara yang habis jual dua mobil,” kata Dwi.

Kedua mobil mewah yang dijual tersebut adalah Jeep Rubicon dan Mini Cooper. Dari hasil penjualan dan pinjaman keluarga itulah Dwi memenuhi permintaan uang tambahan dari para pelaku.

Tak lama setelahnya, Dwi dipertemukan dengan dua sosok baru — Agung dan Joko. Pertemuan dilakukan di Kediri, Jawa Timur. Keduanya diperkenalkan oleh Aipda F dan Bripka AUK sebagai penghubung langsung ke Babe dan pihak Mabes Polri.

“Setelah ketemu dengan Agung selang satu hari saya dipertemukan dengan saudara Joko di Kediri, Jawa Timur. Kalau Agung ini menurut keterangan dari Alex ini kan adiknya Pak Kapolri, dia sipil. Kalau saudara Joko itu saya kurang paham untuk pekerjaannya apa,” jelas Dwi.

Dalam pertemuan itu, Agung memperkuat keyakinan Dwi bahwa anaknya akan “diperjuangkan langsung” oleh pihak Mabes Polri. Ia bahkan menegaskan bahwa seluruh tahapan akan “diurus langsung oleh Babe”.

“Katanya nanti anak saya akan diurus langsung sama Babe lewat Joko. Jadi semua tahapannya tinggal jalan,” tutur Dwi.

Atas bujukan itu, Dwi kembali mengeluarkan uang dalam empat kali transfer ke rekening atas nama Joko, dengan total Rp650 juta.

Sebagai bentuk keyakinan, anak Dwi bahkan sempat dikirim ke Jakarta karena dijanjikan akan menjalani “pelatihan dan karantina” sebelum seleksi lanjutan.

“Anak saya benar dibawa ke Jakarta. Katanya untuk persiapan dan diperkenalkan ke Babe. Tapi setelah itu tidak ada perkembangan apa pun,” ujarnya.

Harapan Dwi sirna ketika hasil seleksi tahap pertama diumumkan.

Anak Dwi dinyatakan gagal pada pemeriksaan kesehatan (rikes) — salah satu tahapan penting dalam seleksi Akpol.

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved