Jumat, 31 Oktober 2025

'Tembak Saya, Tembak Saya', Pria Diduga Rusak 2 Pos Polisi itu pun Tewas Ditembak Polisi

Padly diduga merusak dua pos polisi di depan Ramayana dan di samping Aneka Rasa pada malam sebelumnya.

Penulis: Dewi Agustina
Dokumen Warga
ODGJ TEWAS DITEMBAK - Dua anggota polisi dari Satreskrim Polres OKU saat mendatangi rumah Padly diduga pengidap ODGJ yang terlibat perusakan pos polisi di Ramayana dan Aneka Rasa. Korban tewas ditembak di anggota polisi saat akan ditangkap, Selasa (28/10/2025). 

Petugas bersama warga dan anggota TNI yang berada di lokasi segera mengevakuasi korban ke RSUD Dr Ibnu Sutowo Baturaja untuk mendapatkan perawatan medis.

Namun nyawa Padly tidak tertolong.

Dia dinyatakan meninggal dunia tidak lama setelah tiba di rumah sakit.

Malam harinya, Kapolres OKU AKBP Endro Aribowo menggelar konferensi pers di Mapolres OKU.

Ia menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi saat proses pengamanan terhadap tersangka yang melakukan perusakan fasilitas negara.

Endro menegaskan, tindakan tegas diambil karena pelaku dianggap mengancam keselamatan anggota yang sedang bertugas.

"Petugas sudah melepaskan tembakan peringatan sebanyak enam kali, namun tersangka terus menyerang hingga anggota terjatuh. Dalam situasi itu, tembakan spontan dilepaskan," jelasnya.

Kapolres menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Padly dan menegaskan bahwa pihaknya akan transparan dalam proses penyelidikan.

"Tiga anggota yang terlibat sudah diamankan dan ditempatkan di tempat khusus. Pemeriksaan dilakukan oleh Propam dan Dit Intel Polda Sumsel," ujarnya.

Keluarga Sesalkan Tindakan Polisi

Ibu Fadly, Tuti, menangis histeris di rumah duka.

Tuti tak kuasa menahan kesedihan ketika melihat jasad anaknya terbujur kaku setelah tertembak polisi pada Selasa (28/10/2025).

Sambil memeluk tubuh anaknya yang sudah tak bernyawa, Tuti terus menangis dan berulang kali menyebut nama Fadly.

Sementara sang ayah, Indri Kalfi, menyayangkan tindakan petugas yang menembak anaknya.

"Anakku itu gilo, nak tangkap-tangkap bae, jangan ditembak (anak saya itu gila, kalau mau tangkap saja jangan ditembak)," ujar Indri Kahfi, ayah korban saat ditemui di rumah duka.

Menurut keluarga, Padly selama ini menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan (ODGJ), bahkan sempat berbicara tidak nyambung dan mengaku ingin menemui Prabowo beberapa hari sebelum kejadian.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved