Sabtu, 1 November 2025

Rumah Penerima Bansos Ditempeli Stiker ‘Keluarga Miskin’, Ratusan Orang Pilih Mundur

Ratusan warga Kepahiang mundur dari bansos usai rumahnya ditempeli stiker ‘Keluarga Miskin’ oleh Dinsos, sebagian mengaku malu dan tersinggung.

Editor: Glery Lazuardi
Pemprov DKI Jakarta
ILUSTRASI PENERIMA BANSOS - Ratusan warga Kepahiang mundur dari bansos usai rumahnya ditempeli stiker ‘Keluarga Miskin’ oleh Dinsos, sebagian mengaku malu dan tersinggung. 

Setelah peristiwa ini, Helmi mengatakan ada ratusan penerima manfaat bansos yang akhirnya mengundurkan diri, dan secara otomatis akan dihapus dari data penerima manfaat bansos.

"Mereka ada yang mundur saat akan ditempeli stiker oleh kita. Ada juga yang datang langsung ke kantor, dan ada yang melalui pihak desa. Totalnya mendekati ratusan," kata Helmi kepada TribunBengkulu.com, Rabu (22/10/2025) pukul 13.57 WIB siang.

Penyebab banyaknya penerima bansos ini mundur, kata Helmi, ada berbagai faktor.

Dia tidak menampik adanya penerima bansos yang malu akibat ditempeli stiker 'Keluarga Miskin'.

Lalu, ada yang dengan kesadaran sendiri, merasa sudah mampu, dan mengundurkan diri.

"Kita hargai, mereka yang mundur. Nanti kita alihkan ke warga lain," ujar Helmi.

Kedepannya, Helmi mengatakan data penerima manfaat bansos akan terus diperbaharui tiga bulan sekali. Dengan demikian, tidak ada lagi kasus salah sasaran penerima bansos.

Perasaan Warga, Pasrah dan Malu

Rumah-rumah warga penerima manfaat bantuan sosial (bansos) di Kepahiang, Bengkulu, kini ditempelkan stiker 'Keluarga Miskin'.

Stiker ini memiliki ukuran sekitar 40x50 cm, dengan tulisan 'Keluarga Miskin' dengan tulisan tebal dan besar berwarna merah.

Stiker ini ditempelkan di depan rumah penerima manfaat, di samping pintu atau di atas jendela.

Perasaan penerima manfaat sendiri beragam, namun kebanyakan mengaku menerima dan pasrah rumah mereka ditempel stiker 'Keluarga Miskin' ini.

Salah satu penerima manfaat di Kelurahan Pensiunan Kepahiang, Sri Mulyati mengaku tidak masalah jika rumahnya ditempelkan stiker ini.

Menurut Sri, dirinya hanya seorang ibu rumah tangga, janda, dan kini hidup dengan seorang anak.

Kebutuhan hidup sehari-hari dipenuhi sang anak, yang bekerja mengelola odong-odong atau wahana permainan anak-anak di Pasar Kepahiang. Penghasilan sang anak tidak menentu, dan hanya cukup untuk makan sehari-hari.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved