Fakta Surat yang Ditemukan di Samping Jenazah Siswi MTs Sukabumi, Dugaan Perundungan Diselidiki

Ringkasan Berita:

• AK (14), siswi MTs Negeri di Cikembar, ditemukan tewas di rumahnya pada Rabu (29/10/2025), diduga akibat depresi karena perundungan.
• Di lokasi kejadian ditemukan surat tulisan tangan berisi curahan hati dan permohonan maaf, yang kini menjadi barang bukti penting dalam penyelidikan.
• DPRD Sukabumi dan kepolisian tengah mengusut kasus ini, menegaskan pentingnya sanksi bagi pelaku agar kejadian serupa tidak terulang.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswi MTs Negeri di Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat berinisial AK (14) ditemukan tewas di rumahnya pada Rabu (29/10/2025).

Jenazah pertama kali ditemukan nenek ketika mendapati kamar AK tertutup.

Nenek kemudian melaporkan meninggalnya AK ke tetangga.

Sehari-hari AK tinggal bersama nenek dan ibu, sedangkan ayah bekerja di luar kota.

Di lokasi kejadian, ditemukan sebuah surat tulisan tangan yang berisi curahan hati dan permohonan maaf kepada ibu serta guru di sekolah.

Surat tersebut kini menjadi salah satu barang bukti penting dalam penyelidikan dugaan kasus bullying.

Penyidik masih mencocokkan tulisan di surat dengan tulisan AK di bukunya.

Diduga AK mengakhiri hidupnya di dalam rumah menggunakan kain.

Jenazah telah dimakamkan di kampung halamannya pada Rabu (29/10/2025) siang.

Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono, menyatakan keluarga korban telah membuat laporan kasus perundungan yang dialami AK.

Perundungan adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap individu lain yang dianggap lebih lemah, dengan tujuan menyakiti secara fisik, verbal, psikologis, atau sosial.

Baca juga: Momen Haru Timothy Korban Dugaan Perundungan di Bali Sempat Sadar dan Beri Pesan ke Ibu

Ia membenarkan surat yang ditemukan berisi curhatan AK terkait perundungan di lingkungan sekolah.

"Langsung kami melakukan penyelidikan bullying terhadap korban," paparnya, dikutip dari TribunJabar.id.

Sementara itu, Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Sukabumi, Ferry Supriyadi, mengaku telah mendengar kesaksian dari ibu korban.

Selama ini, AK meminta pindah sekolah karena tak nyaman dengan aksi perundungan yang dialami.