Selasa, 4 November 2025

Pakubuwana XIII Meninggal Dunia

Kisah Jokowi Akhiri Konflik Keraton Solo hingga Kirim Karangan Bunga Duka Cita untuk PB XIII

Jokowi ucapkan duka atas wafatnya PB XIII, raja Keraton Solo yang pernah ia damaikan.

Editor: Glery Lazuardi
KOMPAS.COM/Fristin Intan Sulistyowati
JOKOWI - Jokowi kirim karangan bunga untuk PB XIII. Ia pernah jadi mediator konflik Keraton Solo. 

Ringkasan Berita:
  • Presiden ke-7 RI Jokowi mengirim karangan bunga duka cita atas wafatnya Pakubuwono XIII, raja Keraton Surakarta yang meninggal pada 2 November 2025 akibat komplikasi penyakit.
  • Jokowi pernah berperan sebagai mediator konflik Keraton Solo, baik saat menjabat Wali Kota Surakarta maupun sebagai Presiden\
  • Konflik Keraton Solo bermula dari perebutan tahta pasca wafatnya PB XII pada 2004, yang memunculkan dualisme kepemimpinan dan bentrok antar kubu hingga tahun 2023
 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, menyampaikan duka cita atas wafatnya Pakubuwono XIII, raja Keraton Surakarta. 

Pakubuwono XIII meninggal dunia pada Minggu (2/11/2025), pukul 07.29 WIB . Almarhum mengembuskan nafas di Rumah Sakit (RS) Indriati Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah. 

Beliau wafat setelah menjalani perawatan intensif akibat komplikasi penyakit, termasuk gula darah tinggi dan gangguan ginjal yang sempat memerlukan cuci darah.

Pada Minggu sore, terlihat ada karangan bunga dari Jokowi. Karangan bunga itu bertuliskan “Turut Berduka Cita atas wafatnya SISKS Pakubuwono XIII”. Karangan bunga itu dari Jokowi dan keluarga.

Karangan bunga itu berdiri di samping karangan bunga yang dikirim Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka.

Di masa lalu, Jokowi pernah turun tangan menyelesaikan konflik internal keraton yang sempat terbelah akibat dualisme kepemimpinan.

Langkah mediasi Jokowi saat menjabat Wali Kota Solo menjadi titik balik perdamaian di Keraton Surakarta, yang kala itu dilanda perselisihan antara dua kubu keluarga kerajaan.

Baca juga: Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo, Adik Raja Solo Terangkan Tanda Alam Sebelum Berduka

Awal Mula Konflik di Keraton Solo

Seperti dilansir dari Kompas.tv dalam tulisan berjudul ‘Sejarah Konflik Keraton Solo: Sejak 2004, Pernah Damai saat Jokowi jadi Walikota’ yang terbit pada 2022, disebutkan perebutan tahta Keraton Solo yang menimbulkan konflik internal terjadi setelah wafatnya Raja Kasunanan Surakarta Hadiningrat bergelar Pakubuwono XII atau PB XII pada 12 Juni 2004.

Pakubuwono XII tidak memiliki permaisuri, melainkan sejumlah selir. Ia juga tak menunjuk satu pun anaknya sebagai pewaris tahta Kasunanan Solo. Konflik pun tak terhindarkan di antara anak-anaknya yang berbeda ibu itu.

Sejarah konflik Keraton Solo diawali oleh pendeklarasian dua pangeran sebagai raja pada tahun yang sama dengan meninggalnya PB XII.

Putra tertua dari selir ketiga PB XII, Sinuhun Hangabehi, mendeklarasikan diri sebagai raja pada 31 Agustus 2004. Ia bertahta di dalam keraton dengan dukungan utama dari saudara satu ibunya, termasuk Gusti Moeng.

Sedangkan putra dari selir lain, Sinuhun Tedjowulan, juga mendeklarasikan diri sebagai raja pada 9 November 2004.

Ia bertahta di luar keraton dengan dukungan dari saudara-saudaranya yang menilai dirinya lebih mampu menjadi pemimpin Kasunanan Solo.

Konflik Keraton Solo sempat teredam pada tahun 2012 ketika Hangabehi dan Tedjowulan sepakat berdamai dan menandatangani akta rekonsiliasi.

Saat itu, Wali Kota Solo Joko Widodo atau Jokowi dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mooryati Sudibyo, berupaya mendamaikan dua kubu tersebut di Jakarta.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved