Selasa, 11 November 2025

Ledakan di Jakarta Utara

Cerita Siswa yang Dekat dari Sumber Ledakan di SMAN 72: Suaranya Keras Banget

Siswa kelas X SMAN 72 Jakarta berinisial Z menceritakan detik-detik ledakan yang terjadi di lingkungan sekolahnya pada Jumat (7/11/2025).

Tribunnews.com/Ibriza Fasti Ifhami
LEDAKAN SMAN 72 — Petugas kepolisian dan TNI AL berjaga di depan SMAN 72 Jakarta, Sabtu (8/11/2025), sehari setelah ledakan saat salat Jumat. Ledakan hebat itu menyebabkan 96 orang mengalami luka-luka. 
Ringkasan Berita:
  • Siswa kelas X SMAN 72 Jakarta berinisial Z menceritakan detik-detik ledakan yang terjadi di lingkungan sekolahnya.
  • Ia mengaku masih merasakan trauma setelah mendengar suara ledakan yang terjadi tak jauh dari tempatnya berada di masjid saat melaksanakan salat Jumat.
  • Z menyatakan bahwa saat itu suasana di sekolah langsung berubah panik.

TRIBUNNEWS.COM - Siswa kelas X SMAN 72 Jakarta berinisial Z menceritakan detik-detik ledakan yang terjadi di lingkungan sekolahnya pada Jumat (7/11/2025).

Ia mengaku masih merasakan trauma setelah mendengar suara ledakan yang terjadi tak jauh dari tempatnya berada di masjid saat melaksanakan salat Jumat.

“Kalau dibilang trauma ya pasti trauma. Posisi saya waktu itu kurang dari 10 meter dari ledakan, jadi suaranya keras banget,” ujar Z, dilansir TribunJakarta.com, Minggu (9/11/2025).

Z menyatakan bahwa saat itu suasana di sekolah langsung berubah panik.

Para siswa berlarian menyelamatkan diri dan sebagian lainnya membantu teman yang terluka.

Z yang masih trauma berharap kegiatan belajar di sekolah nantinya bisa berjalan aman.

Menurutnya, hal penting yang perlu dilakukan bukan hanya pendampingan psikologis, melainkan juga peningkatan keamanan di lingkungan sekolah.

“Mungkin nggak perlu sampai dijaga pas belajar, tapi keamanannya diperketat aja," terangnya.

Selain itu, dukungan dari teman-teman sebaya menjadi bagian penting dalam proses pemulihan.

“Saya mungkin sering main aja sama teman, biar nanti bisa kembali baik lagi,” ujarnya.

Tak lupa, Z menyampaikan doa dan harapan bagi teman-temannya yang menjadi korban dalam insiden tersebut.

Baca juga: Presiden Prabowo Kaji Pembatasan Game Online Sikapi Insiden Ledakan di SMA 72 Jakarta

“Harapan saya semoga teman-teman yang kena musibah lekas membaik supaya bisa ketemu dan sekolah lagi,” ucapnya.

Ia menambahkan, pihak sekolah telah memperbolehkan para siswa mengambil buku dan tas yang ditinggal di ruang kelas setelah kejadian ledakan.

“Kemarin sudah ada info boleh ambil buku dan tas, tapi saya belum ambil. Mungkin besok aja. Kita bisa ambil sendiri,” tuturnya.

KPAI Akan Temui Orang Tua Terduga Pelaku

Sementara itu, KPAI berencana untuk menemui orang tua siswa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta.

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menungkapkan akan menemui orang tua terduga pelaku dengan didampingi tim psikolog dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPA).

Hal itu, sambungnya, akan dilakukan untuk mengetahui tentang apa yang terjadi di lingkungan terduga pelaku.

Hal itu diungkapkannya usai melaksanakan rapat koordinasi bersama sejumlah pihak yang digelar di SMAN 72 Jakarta pada hari Minggu kemarin.

"Jelas (KPAI akan menemui orang tua terduga pelaku), ini kami meminta dari KPPA juga untuk mendampingi, Tim psikolog dari KPPA untuk mengetahui apa yang terjadi di lingkungan anak," ujar Diyah.

Namun, ia belum bisa memastikan kapan pertemuan dengan orang tua terduga pelaku akan dilakukan.

Diyah mengaku juga mempertimbangkan kondisi terduga pelaku.

"Kita masih melihat ya kondisi anak (terduga pelaku) terutama, ini kan anak dipindahkan kan perawatannya," lanjutnya.

Ia mengungkapkan akan menyampaikan sejumlah hal kepada orang tua terduga pelaku. Satu di antaranya adalah terkait dengan pengasuhan.

"Itu (soal) pengasuhan. Tapi kami minta dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR) itu kan nanti mendampingi semuanya," tuturnya.

Menurut Diyah, banyak faktor yang memengaruhi siswa terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta sehingga memutuskan melakukan perbuatan tersebut.

Salah satunya terkait perundungan, tetapi hal itu masih perlu didalami.

Oleh sebab itu, KPAI telah meminta APSIFOR untuk mendampingi siswa terduga pelaku guna mendalami lebih jauh terkait motif terduga pelaku melakukan hal tersebut.

"(Terduga pelaku) anak ini kami minta untuk didampingi APSIFOR, Asosiasi Psikolog Forensik Indonesia, agar mengetahui sampai ke detailnya kenapa motif anak ini melakukan demikian." 

"Berbeda dengan (siswa) yang lain (yang menjadi korban). Jadi KPAI meminta untuk si anak yang berkonflik dengan hukum ini didampingi APSIFOR khusus," pungkasnya.

Terduga pelaku ledakan tersebut diketahui merupakan siswa kelas 12 SMAN 72 Jakarta berinisial F.

Ia tinggal di kawasan Cilincing Jakarta Utara. Saat ini, F tengah menjalani perawatan di rumah sakit.

(Tribunnews.com/Deni/Gita)(TribunJakarta.com/Elga Hikari)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved