Kisah Korban Banjir di Kebumen: Panik Berlarian ke Rumah Saat Tanggul Jebol
Warga berharap bisa dibangun parapet di tanggul itu selain bronjong sehingga lebih kuat menahan debit air sungai supaya luapan air bah tidak menerjang
Ringkasan Berita:
- Warga sempat panik dan berlarian saat air bah datang
- Tanggul sempat dipantau warga sebelum akhirnya jebol
- Rasa was-was selalu dirasakan warga saat hujan deras datang
TRIBUNNEWS.COM, KEBUMEN - Banjir menerjang Kelurahan Panjatan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Banjir tersebut diakibatkan jebolnya tanggul.
Baca juga: Penambang Ilegal Tewas Tertimbun Longsor di Kebumen, Polisi Selidiki Lokasi Tambang
Sebanyak empat desa pun ikut terendam banjir dengan ketinggian mulai dari 30 sentimeter hingga 1 meter. Empat desa yang terdampak banjir diantaranya Karang Kemiri, Candi, Plarangan dan Panjatan.
Masjid yang tidak jauh dari tanggul yang jebol juga ikut terdampak, bahkan kantor kelurahan juga ikut diterjang air bah.
Salah satu warga bernama Agus menyebut banjir mulai menerjang pada Minggu(10/11/2025) malam. Sebelum tanggul jebol, terangnya, warga turut memantau kondisi tanggul tersebut. Jebolnya tanggul itu bermula dari kebocoran yang ada di tumpukan tanggul bagian tengah. Mengetahui kejadian itu warga langsung bergegas untuk menjauh dari tanggul.
"Terus kita lari ke rumah masing-masing," katanya kepada Tribun, Senin(10/11/2025) siang.
Dia mengaku selalu was-was ketika hujan karena kondisi tanggul tersebut. Berkaca dari banjir sebelumnya, jelas Agus, debit air sungai naik ketika hujan selama 1 jam.
"Jadi kalau tanggul tidak kuat pasti jebol," terangnya.
Dia berharap tanggul tersebut dapat dibuat permanen sehingga warga aman dan tidak disibukan dengan aktivitas pasca banjir.
"Kita selalu disibukan pasca banjir, bisa dua hari, tiga hari ini (bersih-bersih)," jelas Agus.
Baca juga: BNPB: 1.211 KK di 2 Desa Sempat Terisolir Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru
Hal senada juga disampaikan warga lain, Margono. Dia berharap dapat dibangun parapet di tanggul tersebut selain bronjong sehingga lebih kuat menahan debit air sungai yang naik saat hujan.
Dia menceritakan, semula tengah menunggu anaknya yang tengah rawat inap di rumah sakit. Saat perjalanan pulang ke rumah, terangnya, kondisi sudah hujan lebat. Disisi lain dia mendapatkan informasi bahwa wilayah pegunungan juga dilanda hujan.
Setibanya di rumah, Margono langsung mengevakuasi barang-barang penting untuk mengantisipasi terjadinya banjir seperti pada H-2 lebaran lalu. Setelah selesai mengevakuasi barang dan perabot rumah tidak lama tanggul jebol dan luapan air sungai merendam pemukiman.
"Di luar seleher (ketinggian air) di dalam rumah seukuran paha dewasa," ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.