Rabu, 12 November 2025

Gelar Pahlawan Nasional

Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Situasi di Ndalem Kalitan Sepi Ada Upacara di Astana Giribangun

Kediaman Soeharto tersebut yang juga biasa dikunjungi warga umum pada Senin siang tidak tampak ada pengunjung. Rumah singgah penguasa Orde Baru sunyi.

Editor: willy Widianto
Tribun Solo/Mardon Widiyanto
SUNYI SENYAP - Situasi di Ndalem Kalitan, Solo, Jawa Tengah, Senin(10/11/2025) sunyi senyap usai Soeharto diberi gelar jadi Pahlawan Nasional. 
Ringkasan Berita:

 

 

TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Presiden ke-2 Indonesia, Soeharto diberikan gelar pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto. Usai pemberian gelar tersebut, situasi di kediaman Soeharto di Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah sunyi senyap, tidak ada perayaan atau syukuran yang digelar keluarga.

Baca juga: Sarwo Edhie, Gus Dur hingga Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Golkar Sampaikan Ini kepada Prabowo

Pantauan Tribun Senin(10/11/2025) di kediaman yang dikenal warga sebagai Ndalem Kalitan tersebut hanya ada satu mobil berkelir hitam jenis SUV yang terparkir serta beberapa pekerja yang melakukan aktivitas sehari-hari, seperti tukang kebun dll. Yuli salah seorang petugas keamanan di rumah penguasa Orde Baru tersebut mengatakan tidak ada acara apa pun yang dihelat.

"Tidak ada acara apa-apa," kata Yuli.

Kediaman Soeharto tersebut yang juga biasa dikunjungi warga umum pada Senin siang tidak tampak ada pengunjung.

Lebih lanjut, Yuli menerangkan bahwa rumah singgah keluarga Soeharto tersebut masih sering dikunjungi oleh anak-anaknya.

Yuli menyebut, setiap kali keluarga Soeharto ke Solo, mereka selalu menggunakan Ndalem Kalitan untuk beristirahat.

“Iya, keluarga masih sering ke sini. Kalau ke Solo pasti tidurnya ya di sini,” lanjutnya.

Disinggung soal seberapa sering dan siapa anak atau cucu Soeharto yang paling sering ke sana, Yuli menyebut dalam sebulan pasti ada keluarga Soeharto yang datang.

“Sering kok, bergantian mungkin. Tiap bulan pasti ada yang kesini,” kata dia.

Menariknya, ada mitos yang diyakini warga sekitar bahwa gamelan satu set yang berada di pendopo Ndalem Kalitan berbunyi tiap malam.

Namun, Yuli membantah hal tersebut. Ia menegaskan bahwa sejak menjadi petugas keamanan di sana pada tahun 1998, dirinya tak pernah mendapati mitos itu.

Baca juga: Tutut Soeharto Tak Persoalkan Penolakan Gelar Pahlawan Nasional untuk Ayahnya

“Nggak, itu nggak benar. Saya sendiri belum pernah dengar sejak kerja di sini,” pungkasnya.

Sementara itu di kompleks Astana Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah justru diwarnai kegiatan berbeda dari biasanya. Polisi dari Polres Karanganyar menggelar upacara bendera memperingati Hari Pahlawan Nasional pada pagi hari.

Juru Kunci Astana Giribangun, Sukirno, membenarkan adanya kegiatan tersebut.

“Pagi tadi para polisi melakukan upacara di halaman Astana Giribangun,” ujarnya kepada Tribun.

Menurut Sukirno, ini merupakan kali pertama upacara Hari Pahlawan digelar di Astana Giribangun.

“Terkait upacara, polisi sudah menggelar di sini dua kali, satu Hari Bhayangkari dan yang kedua Hari Pahlawan Nasional,” katanya.

Kasi Humas Polres Karanganyar Iptu Mulyadi menjelaskan, pemilihan Astana Giribangun sebagai lokasi upacara didasari pertimbangan kedekatan dengan masyarakat dan efisiensi pelaksanaan.

“Pertimbangan lokasi upacara adalah agar lebih dekat dengan masyarakat dan efisien karena para petugas upacara berasal dari Tawangmangu, Ngargoyoso, dan Matesih,” katanya.

Mulyadi menambahkan, kegiatan di luar lingkungan Polres juga bertujuan memperkenalkan kegiatan kepolisian kepada publik.

“Kegiatan upacara di luar lingkungan Polres Karanganyar dilakukan agar masyarakat mengetahui kegiatan tersebut,” pungkasnya.

Baca juga: Truk Tronton Rem Blong di Banyumanik: Picu Kecelakaan Karombol, Jalur Semarang-Solo Lumpuh 

Astana Giribangun merupakan salah satu destinasi wisata religi di Karanganyar yang terkenal. Astana Giribangun yang berlokasi di Matesih Karanganyar ini merupakan kompleks makam keluarga Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto.

Berlokasi di lereng Gunung Lawu pada ketinggian sekitar 660 mdpl, kompleks makam ini berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4,3 hektar di Bukit Ngaglik, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih.

Makam ini sekitar 30 kilometer atau sekitar satu jam perjalanan dari pusat Kota Solo, Jawa Tengah.

Suasana sejuk khas pegunungan berpadu dengan pemandangan hijau yang indah membuat kawasan ini terasa damai dan khidmat.

Sebelum berdiri Astana Giribangun, area ini merupakan kompleks pemakaman keluarga Pura Mangkunegaran bernama Astana Mangadeg.

Baca juga: Gus Mus Tolak Soeharto Jadi Pahlawan, Fadli Zon: Kehadiran Keluarga Gus Dur Sudah Cukup Menjelaskan

Pada tahun 1974, Presiden Soeharto memutuskan membangun Astana Giribangun sebagai tempat peristirahatan keluarga Cendana.

 

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul 'Tak Ada Perayaan, Ndalem Kalitan Solo Adem Ayem Usai Soeharto Dinobatkan Pahlawan Nasional' 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved