Gelar Pahlawan Nasional
Tutut Tak Masalah soal Kontra Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Semua Perjuangannya untuk Rakyat
Putri sulung Soeharto tak mempermasalahkan pihak yang kontra mengenai gelar Pahlawan Nasional untuk ayahnya.
Ringkasan Berita:
- Presiden Prabowo Subianto memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh, termasuk mantan Presiden, Soeharto.
- Pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto menuai pro dan kontra.
- Putri sulung Soeharto, Tutut Soeharto, tak masalah ada pihak yang kontra.
TRIBUNNEWS.com - Putri sulung Presiden ke-2 RI Soeharto, Siti Hardijanti Hastuti Rukmana atau akrab disapa Tutut Soeharto, menanggapi soal kontroversi sang ayah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia.
Diketahui, Presiden Prabowo Subianto menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada 10 tokoh tanah air berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 116/TK/2025 tanggal 6 November 2025.
Soeharto termasuk satu dari 10 tokoh yang diberi anugerah Pahlawan Nasional, meski menuai pro dan kontra.
Menanggapi hal tersebut, Tutut menilai wajar adanya pro dan kontra mengenai anugerah Pahlawan Nasional yang diberikan kepada Soeharto.
"Ya pro, kontra, masyarakat Indonesia itu kan macam-macam ya. Ada yang pro, kontra, itu wajar-wajar saja," ujar Tutut setelah acara penganugerahan gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara, Senin (10/11/2025), dikutip dari YouTube KompasTV.
Yang terpenting, imbuh Tutut, adalah jasa dan perjuangan Soeharto yang menurutnya dilakukan untuk rakyat Indonesia.
Baca juga: Fadli Zon Ungkap Alasan Soeharto Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional
Tutut juga menyebut, jasa-jasa Soeharto telah dirasakan oleh rakyat Indonesia.
"Yang penting kan kita melihat apa yang telah dilakukan Bapak saya. Sejak muda sampai beliau wafat, itu semua perjuangannya untuk masyarakat Indonesia," tutur Tutut.
"(Jasa paling besar) yang bisa melihat kan masyarakat sendiri," lanjutnya.
Tutut pun mengaku tak masalah apabila penganugerahan Pahlawan Nasional terhadap Soeharto tetap menjadi kontra di masa mendatang.
Namun, ia berharap kontra tersebut tidak membuat persatuan bangsa Indonesia pecah.
"Boleh-boleh saja kontra, tapi jangan ekstrem gitu. Yang penting kita jaga persatuan dan kesatuan," pungkasnya.
Dikutip dari presidenri.go.id, berikut daftar 10 tokoh yang dianugerahi gelar Pahlawan Nasional:
- Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid, tokoh dari Provinsi Jawa Timur, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Politik dan Pendidikan Islam;
- Almarhum Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto, tokoh dari Provinsi Jawa Tengah, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan;
- Almarhumah Marsinah, tokoh dari Provinsi Jawa Timur, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Sosial dan Kemanusiaan;
- Almarhum Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, tokoh dari Provinsi Jawa Barat, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Hukum dan Politik;
- Almarhumah Hajjah Rahmah El Yunusiyyah, tokoh dari Provinsi Sumatra Barat, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Pendidikan Islam;
- Almarhum Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, tokoh dari Provinsi Jawa Tengah, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Bersenjata;
- Almarhum Sultan Muhammad Salahuddin, tokoh dari Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Pendidikan dan Diplomasi;
- Almarhum Syaikhona Muhammad Kholil, tokoh dari Provinsi Jawa Timur, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Pendidikan Islam;
- Almarhum Tuan Rondahaim Saragih, tokoh dari Provinsi Sumatra Utara, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Bersenjata;
- Almarhum Zainal Abidin Syah, tokoh dari Provinsi Maluku Utara, Pahlawan dalam Bidang Perjuangan Politik dan Diplomasi.
Dianggap Pengkhianatan
Pemberian gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, dianggap Jaringan Gusdurian sebagai pengkhianatan terhadap reformasi.
Sebab, selama 32 tahun berkuasa, Soeharto dinilai banyak melakukan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip demokrasi dan kemanusiaan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.