Sabtu, 15 November 2025

SOSOK Siswa SMP di Riau yang Sandalnya Dipotong Guru: Ayah Nelayan Ibu Buruh Kupas Udang

Terungkap siswa SMP di Riau yang sandalnya dipotong guru ternyata dari keluarga tak mampu, ayah nelayan, ibu buruh kupas udang.

Foto/Facebook/Raka Yuli Raka
SISWA PAKAI SANDAL - Kasus guru potong sandal murid di SMP 3 Sinaboi Rohil viral. Kejadian pada Jumat (14/11/2025) siang. Siswi tersebut ternyata dari keluarga tak mampu dan ayahnya sedang dirawat di rumah sakit. Terungkap siswa SMP di Riau yang sandalnya dipotong guru ternyata dari keluarga tak mampu, ayah nelayan, ibu buruh kupas udang. 

Kondisi cuaca yang hujan pada Kamis (13/11/2025) pagi membuat keadaan semakin sulit sehingga KL memutuskan tetap memakai sandal ke sekolah.

"Sebenarnya sudah saya larang supaya jangan pakai sandal, tapi anak saya bilang sepatunya sudah rusak terus kondisi jalan juga becek," tutur Wati.

SANDAL DIPOTONG - Siswi SMP 3 Kelurahan Sinaboi, Kecamatan Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) berinisial KL viral di media sosial akibat sendalnya dipotong oleh guru saat di sekolah.
SANDAL DIPOTONG - Siswi SMP 3 Kelurahan Sinaboi, Kecamatan Sinaboi, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) berinisial KL viral di media sosial akibat sendalnya dipotong oleh guru saat di sekolah. (Foto/Facebook/Raka Yuli Raka)

Ia menambahkan bahwa kondisi ekonomi keluarga mereka sangat terbatas.

Suaminya yang bekerja sebagai nelayan tidak memiliki penghasilan tetap, terlebih kini sedang sakit sehingga tidak bisa bekerja.

Hal ini membuat beban ekonomi keluarga semakin berat. 

 

Keluarga KL Tinggal di Rumah Panggung Berbahan Kayu

KL, siswa kelas 9 SMP 3 Sinaboi, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kehidupan keluarganya tergolong sederhana.

Mereka tinggal di rumah panggung berbahan kayu tanpa perabot mewah.

Untuk membeli sepatu baru pun, keluarga ini tidak mampu.

Wati menceritakan bahwa penghasilan suaminya sebagai nelayan tidak menentu.

"Penghasilan suami saya kalau habis pulang melaut, kadang 100 kadang lebih kadang juga kosong," ujarnya.

Baca juga: Apa Bedanya Hari Guru 5 Oktober dan 25 November? Simak Sejarahnya

Sementara itu, penghasilan Wati sebagai buruh pengupas udang hanya sekitar Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per hari.

Dengan kondisi suaminya yang sedang dirawat akibat infeksi paru-paru, sumber pendapatan keluarga semakin berkurang.

Sementara Wati harus tetap berada di rumah sakit untuk menemaninya.

Sehingga beban ekonomi keluarga mereka semakin berat karena kehilangan penghasilan.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved