Kamis, 20 November 2025

Nasib AKBP B dalam Kasus Tewasnya Dosen Untag Semarang, Diperiksa Propam Polda Jateng

Imbas tewasnya dosen Untag Semarang, AKPB B sedang diperiksa oleh penyidik Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jawa Tengah. 

Istimewa/TribunJateng.com
PROSES EVAKUASI - Kepolisian melakukan evakuasi mayat perempuan berinisial DDL di sebuah kamar hotel Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Senin (17/11/2025). Korban merupakan dosen muda di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag) yang ditemukan tewas pertama kali oleh seorang polisi berpangkat AKBP. 
Ringkasan Berita:
  • Dosen muda di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag) berinisial DLL (35) ditemukan tewas di sebuah kamar hotel, Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah.
  • Kematian korban pertama kali dilaporkan oleh seorang perwira polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) berinisial B (56).
  • Imbas kejadian ini, AKPB B sedang diperiksa oleh penyidik Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jawa Tengah.

TRIBUNNEWS.COM - Dosen muda di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang (Untag) berinisial DLL (35) ditemukan tewas di sebuah kamar hotel di Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11 Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.

Kematian korban pertama kali dilaporkan oleh seorang perwira polisi berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) berinisial B (56).

Ia bertugas di Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah sebagai Kepala Sub Direktorat pada Pengendalian Massa (Dalmas).

Imbas kejadian ini, AKPB B sedang diperiksa oleh penyidik Bidang Profesi dan Pengamanan (Bidpropam) Polda Jawa Tengah. 

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Profesi dan Pengamanan (Kabidpropam) Saiful Anwar saat menemui mahasiswa Untag Semarang yang mendatangi Polda Jateng, Rabu (19/11/2025).

"Ya sejak kami dapat informasi ini AKBP B sudah kami ambil. Dia sudah kami amankan dari kemarin sampai sekarang masih menjalani pemeriksaan," ujarnya, dilansir TribunJateng.com.

Kedatangan mahasiswa Untag ke Polda Jateng guna mengetahui perkembangan penanganan kasus kematian dosennya ditemui oleh Kabidpropam Kombes Pol Saiful Anwar dan Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Pol Dwi Subagio, dan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kombes Pol Artanto.

Saiful menyebut AKBP B masih menjalani pemeriksaan dan pendalaman sehingga mahasiswa diminta bersabar.

"Nanti hasil penyelidikan akan kami sampaikan," tuturnya.

Ia meminta mahasiswa tak perlu khawatir atas penanganan kasus ini.

Pihak kepolisian memastikan penyidik akan bekerja sesuai aturan dan prosedur. 

Baca juga: Ibu Dosen Untag Pernah Cerita ke Mahasiswanya soal Kedekatan: DLL Single, AKBP B Sudah Berkeluarga

"Kami butuh waktu, tidak bisa serta merta karena tugas kita nanti dipertanggungjawabkan hasilnya," terangnya.

Ia juga meminta mahaasiswa untuk lapor jika menemukan penyidik main-main soal kasus ini.

"Kami nanti sikat semua. Kami kawal kasus ini jadi tidak main-main dalam kasus ini," ucapnya.

Artanto meminta mahasiswa bersabar dan jangan terprovokasi.

"Kedatangan mahasiswa di Mapolda ini sebagai bentuk dukungan moril dan semangat bagi penyidik untuk mengungkap kasus ini secara transparan, profesional dan akuntabel," ungkapnya.

Kronologi Kejadian

Berdasarkan informasi yang dihimpun TribunJateng.com, korban meninggal dunia di kamar hotel nomor 210.

Ia ditemukan dalam kondisi telanjang dengan tergeletak di lantai samping tempat tidur. 

Korban merupakan perempuan lajang yang sudah mengajar di Untag sebagai dosen hukum pidana. 

Di sisi lain, polisi berinisial B berpangkat AKBP yang menjadi saksi utama kasus ini diketahui sudah berkeluarga.

Kerabat korban, Tiwi, mengatakan bahwa DLL ternyata satu kartu keluarga (KK) dengan AKPB B.

"Iya korban satu KK dengan saksi pertama (AKBP B), katanya sebagai saudara. Kecurigaan ini muncul ketika adik saya menanyakan alamat korban dengan saksi pertama kok sama, ternyata mereka satu KK, korban dimasukkan ke KK sebagai saudara," ujar Tiwi saat dihubungi TribunJateng.com, Selasa (18/11/2025).

Tiwi mengaku kaget atas keterkaitan antara korban dengan saksi pertama.

Sejauh yang dirinya tahu, korban tak pernah menceritakan sosok polisi tersebut. 

"Kami baru tahu tadi siang (Selasa, 18 November 2025), hubungan korban dan saksi pertama infonya agar korban bisa pindah KTP Semarang, maka masuk KK-nya saksi pertama," jelasnya.

Namun, keluarga korban juga bertanya-tanya mengapa polisi itu tak muncul di rumah sakit ketika jenazah korban hendak dilakukan autopsi. 

"Kalau namanya saudara harusnya hadir karena sebagai saudara harusnya hadir, tapi sampai sore dia (polisi) itu tidak datang," terangnya.

Keluarga korban menilai ada beberapa kejanggalan terkait kematian korban, di antaranya informasi meninggalnya korban yang berjarak cukup jauh. 

Korban ditemukan meninggal dunia pada Senin pagi, tapi keluarga baru menerima informasi kematian korban pada Senin petang.

Korban juga ditemukan dalam kondisi telanjang dan telentang begitu saja di lantai kemarik tanpa alas apa pun. 

Keluarga korban yang menerima foto tersebut lantas curiga atas kematian korban.

Pada bagian lain, wajah korban dalam foto tersebut juga sangat berbeda dengan kondisi semasa hidup.

"Informasinya keluar darah dari hidung dan mulut korban. Kemudian sekilas dari foto korban yang kami terima, ada bercak darah keluar dari bagian intim korban." 

"Nah ini yang masih membuat keluarga korban masih merasa janggal atas kematian ini," paparnya.

Meskipun merasa janggal, keluarga korban masih menunggu keputusan keluarga besar untuk langkah hukum ke depan.

"Sebenarnya keluarga sudah menggebu-gebu, tapi silakan nanti keluarga terutama kakak kandung dari korban," ujar Tiwi.

Menurutnya, korban dikenal sebagai sosok pendiam. Ia sudah merantau bekerja di Kota Semarang sekitar empat tahun terakhir.

Korban yang merupakan warga asli Purwokerto merantau ke Kota Semarang setelah ayah dan ibunya meninggal dunia.  

"Korban masih sendiri (lajang), ia kuliah hingga jadi dosen tetap di Untag belum lama sekitar 2021 atau 2022," ujarnya.

Selama merantau di Semarang, korban sebenarnya tidak tinggal di kos-hotel tersebut. 

Korban memiliki kamar kos sendiri yang lokasinya tak jauh dari kostel tempat korban ditemukan meregang nyawa.

"Ya kabarnya korban sering keluar masuk kostel itu akhir-akhir ini," tuturnya.

Menurutnya, korban juga tidak memiliki riwayat penyakit tertentu selama tinggal di kota Semarang

"Korban dari dulu kelihatan sehat tidak ada tanda-tanda sakit tertentu," jelas Tiwi.

(Tribunnews.com/Deni)(TribunJateng.com/Iwan Arifianto)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved