Profil dan Sosok
Sosok Nurbaeti Munawaroh, Kepala Kanwil DJP Jateng I yang Sandera Wajib Pajak Berutang Rp25 Miliar
Berikut sosok Kepala Kanwil DJP Jateng I, Nurbaeti Munawaroh, yang menyandera wajib pajak berutang Rp25 miliar di Semarang.
Ringkasan Berita:
- Kanwil DJP Jawa Tengah 1 menyandera wajib pajak di Semarang.
- Penyanderaan dilakukan karena wajib pajak berutang hingga Rp25 miliar.
- Kepala Kanwil DJP Jateng I baru akan membebaskan wajib pajak setelah seluruh utang dan biaya penagihan dibayarkan.
TRIBUNNEWS.COM - Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Tengah (Jateng) I melakukan penyanderaan atau gijzeling kepada wajib pajak berinisial SHB di Semarang, Jawa Tengah, Kamis (20/11/2025).
Penyanderaan itu dilakukan lantaran wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Dua Semarang memiliki utang Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25/29 Orang Pribadi senilai Rp25,47 miliar.
Tindakan ini dilakukan oleh Jurusita Pajak Negara (JSPN) KPP Madya Dua Semarang dengan dukungan Bareskrim Polri.
Penegakan hukum ini mengacu pada Perjanjian Kerja Sama DJP dan Polri Nomor PKS/7/III/2021 dan PRJ-04/PJ/2021.
Kepala Kanwil DJP Jateng I, Nurbaeti Munawaroh memastikan penyanderaan dilakukan secara selektif, proporsional, dan sangat hati-hati sesuai dengan ketentuan.
Ia menjelaskan, langkah ini diambil setelah SHB tidak merespons berbagai upaya persuasif yang ditempuh otoritas pajak.
"Kami tidak ingin menyulitkan atau berbuat dzolim kepada wajib pajak. Tindakan ini semata-mata untuk menegakkan hak negara."
"Supaya memberikan kepastian ketentuan perpajakan dilaksanakan secara adil bagi negara dan juga bagi wajib pajak," kata Nurbaeti dalam keterangannya, Kamis, dikutip dari TribunJateng.com.
Lantas seperti apa sosok Nurbaeti Munawaroh, Kepala Kanwil DJP Jateng I yang menyandera wajib pajak berutang?
Sosok Nurbaeti Munawaroh
Melansir pajak.go.id, Nurbaeti lahir di Cirebon, 5 Mei 1972 atau usianya kini 53 tahun.
Baca juga: Menkeu Purbaya Ngaku Sudah Kantongi Rp 8 Triliun dari 200 Pengemplang Pajak
Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Gadjah Mada (UGM), 1995.
Nurbaeti kemudian melanjutkan pendidikan pascasarjana di Universitas Bhayangkara Jakarta Raya dan meraih gelar Magister Manajemen pada 2001.
Dirinya mengawali karier sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 1 Maret 1996 di Direktorat Jenderal Pajak melalui berbagai penugasan strategis di tingkat administrator.
Kariernya makin moncer setelah diangkat sebagai Kepala KPP Pontianak Barat, 2018.
Penugasan selanjutnya memperkuat kepemimpinannya di sektor wajib pajak besar yakni saat menjabat sebagai Kepala KPP Madya Malang pada 2019 dan Kepala KPP Penanaman Modal Asing Tiga pada 2021.
Kiprahnya berlanjut ke tingkat pimpinan tinggi pratama saat diangkat sebagai Kepala Kanwil DJP Bali pada 17 Maret 2023.
Setahun kemudian atau tepatnya pada 2 September 2024, Nurbaeti dipercaya untuk memimpin Kanwil DJP Jateng I.
Atas dedikasinya dan profesionalismenya, Nurbaeti menerima berbagai penghargaan, di antaranya Satyalancana Karya Satya X Tahun (2008) dan XX Tahun (2016) dari Presiden Republik Indonesia.
Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan kepemimpinan dan kapasitas interpersonal melalui pelatihan dan pengakuan nonkedinasan di antaranya:
- Vibrant Leadership Award dari Vanaya Indonesia (2023)
- Leadership Character & Interpersonal Skill Certificate dari HeartSpeaks Indonesia (2021)
Selain itu, Nurbaeti juga berperan sebagai narasumber dalam kegiatan edukasi perpajakan, termasuk sebagai pemateri pada Tax Center Training Series 2020 di Universitas Brawijaya.
Sandera Wajib Pajak
Nurbaeti menjelaskan, penyanderaan terhadap wajib pajak yang dilakukannya merupakan pembatasan sementara atas kebebasan penanggung pajak dengan menempatkannya di lokasi tertentu.
Baca juga: Usut Dugaan Korupsi Pajak, Kejagung Cegah Eks Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi dan 4 Orang Lain
Otoritas pajak dapat menjalankan penyanderaan jika wajib pajak memiliki utang minimal Rp100 juta dan tidak menunjukkan itikad baik untuk menyelesaikan kewajibannya.
Wajib pajak dapat dibebaskan setelah seluruh utang dan biaya penagihan dibayarkan.
Ia berharap, langkah tegas ini bisa memberi efek jera dan mendorong kepatuhan wajib pajak lain.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada para pihak terkait yang telah membantu pelaksanaan kegiatan penyanderaan."
"Dan telah mendukung tindakan tegas terhadap segala bentuk penghindaran pajak yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku," ucapnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Warga Semarang Jadi Sandera Gara-Gara Utang Pajak Rp 25 Miliar
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunJateng.com/Eka Yulianti Fajlin)
Profil dan Sosok
| Profil Sherly Tjoanda, Gubernur Malut Akui Punya 5 Perusahaan Tambang, Hartanya Rp972 Miliar |
|---|
| Profil Ken Dwijugiasteadi, Eks Dirjen Pajak yang Dicekal Kejagung terkait Kasus Dugaan Korupsi |
|---|
| Profil Irjen Pol Argo Yuwono, Eks Kadiv Humas Polri yang Ditarik dari Kementerian UMKM |
|---|
| Profil Laksda TNI Bayu Alisyahbana, Jebolan AAL 1995 Kini Jabat Komandan Puspenerbal |
|---|
| Profil Gubernur Sulsel Andi Sudirman, Kantornya Digeledah Terkait Dugaan Korupsi Bibit Nanas Rp60 M |
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.