Kamis, 6 November 2025

Pilpres 2019

Visi Misi Dua Paslon Presiden dan Wakil Presiden di Debat Pertama Capres dan Cawapres Pemilu 2019

Dalam kesempatan ini, kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2019 dipersilakan untuk menyampaikan visi dan misinya

Penulis: Natalia Bulan Retno Palupi
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Dua Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 1 dan 2, saat hadir dalam debat pertama Pilpres 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (17/1/2019). 

TRIBUNNEWS.COM - Debat pertama calon presiden dan calon wakil presiden yang berkontestasi di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 antara Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno digelar, Kamis (17/1/2019).

Diketahui, debat pertama Pilpres 2019 ini diadakan di Hotel Bidakara, Jakarta. Membahas tiga isu yaitu hukum HAM, korupsi, dan terorisme.

Dalam kesempatan ini, kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden Pemilu 2019 dipersilakan untuk menyampaikan visi dan misinya jika nantinya terpilih.

Debat yang dipimpin oleh Ira Kusno dan Imam Priyono mempersilakan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf untuk menyampaikan visi dan misinya terlebih dahulu.

Jokowi didampingi Ma'ruf Amin pun menyampaikan visi dan misi keduanya yang bertajuk 'Indonesia Maju' yang menawarkan optimisme.

"Bapak ibu yang saya hormati, visi kami adalah Indonesia Maju, kami menawarkan optimisme dan masa depan Indonesia yang berkeadilan," kata Jokowi membuka visi dan misinya dikutip Tribunnews.com dari tayangan langsung Debat Pertama Capres & Cawapres Pemilu 2019 di KompasTV.

Baca: Pendukung Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi Nonton Bareng Debat Pilpres Sambil Ngopi

Menurut Jokowi, semakin maju dan demokratis sebuah negara maka penegakan hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) akan semakin baik.

"Bukan hanya hak sipil dan politik yang penting, tetapi kepenuhan hak ekonomi, hak sosial dan budaya menjadi pilihan kami untuk memajukan Indonesia," tambahnya.

Hal ini dicontohkan seperti akses lahan, akses pendidikan, akses pelayanan kesehatan, akses permodalan dan hak atas pembangunan, itu adalah cara pemenuhan HAM yang paling mendasar.

Jokowi juga menyinggung pelanggaran HAM yang masih belum selesai di Indonesia.

"Tidak mudah menyelesaikannya, karena masalah kompleksitas hukum, masalah pembuktian dan waktu yang terlalu jauh. Harusnya masalah ini sudah selesai setelah peristiwa itu terjadi," jelas Jokowi.

Meski begitu, Jokowi-Ma'ruf tetap berkomitmen untuk menyelesaikan masalah pelanggaran HAM yang belum selesai ini.

"Dan untuk menjamin hak-hak tersebut, negara harus didukung oleh sistem hukum yang adil dan penegakan supermasi hukum yang baik melalui reformasi kelembagaan dan penguatan sistem manajemen hukum dan budaya taat hukum yang terus kita perbaiki,"

"Dan hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu, penegakkan hukum yang tegas merupakan bagian dari upaya pemberantasan korupsi yang terus kita lakukan melalui perbaikan sistem pemerintahan dan bekerja sama menguatkan KPK serta mendorong sinergi antara KPK dengan kejaksaan dan kepolisian,"

Kemudian visi dan misi paslon nomor urut 01 ini berlanjut ke perihal terorisme.

"Dan terakhir kita tetap harus waspada terhadap ancaman terorisme," kata Jokowi.

"Pemerintah terus bekerja keras lewat pendekatan hukum yang tegas dan pendekatan persuasif lewat pembinaan agama, ekonomi, dan sosial," tutup Jokowi saat waktunya sudah habis.

Selanjutnya Imam Priyono mempersilakan paslon nomor urut dua Prabowo-Sandiaga untuk menyampaikan visi dan misi keduanya.

Prabowo pun memulai penyampaian visi dan misinya yang bertajuk 'Indonesia Menang'.

Ia mengaku bahwa kondisi negara saat ini menunjukkan kondisi yang tidak begitu menguntungkan.

Ia mengungkapkan beberapa kondisi bagaimana sebuah negara yang bisa dikatakan sebagai negara berhasil dan miskin.

Menurutnya, lembaga-lembaga di pemerintahan harus kuat terutama lembaga penegak hukum seperti hakim, jaksa dan polisi harus unggul, baik, dan tidak boleh diragukan integritasnya.

"Karena itu, kami dalam menghadapi masalah hukum, masalah korupsi, masalah HAM dan terorisme, kami ingin menyelesaikannya dari muara masalah," jelas Prabowo.

Muara masalah menurut Prabowo adalah, pemerintah harus cukup uang untuk menjamin kualitas hidup semua petugas yang punya wewenang mengambil keputusan sehingga tidak bisa melakukan korupsi atau godaan koruptor yang akan menyuapnya.

"Kita bisa mengatasinya secara represif, tapi menurut kami masalahnya harus berakar dari akar masalah, kita harus gaji hakim kita begitu hebat, sehingga dia tidak akan terpengaruh. Demikian jaksa, demikian polisi. Untuk itu kita harus menguasai sumber-sumber ekonomi bangsa Indonesia kita," jelasnya.

"Itu sekilas strategi utama kita, kita yakin dengan lembaga-lembaga bersih yang kuat, kita bisa menegakkan kepastian hukum, hukum untuk semua, bukan untuk hukum orang-orang kuat atau orang kaya saja," jelas Prabowo.

"Saya kira itu tekad kami, keadilan untuk semua, keamanan untuk semua, kemakmuran untuk semua, saya kira demikian," tutup Prabowo yang kemudian dilanjutkan oleh Sandiaga Uno.

Baca: Sorak Sorai Nobar Debat di Posko Pemenangan Prabowo - Sandi

Baca: Debat Pilpres - Prabowo Sebut Pemerintah Masih Berat Sebelah, Jokowi Ingatkan Kasus Ratna Sarumpaet

Menurut Sandiaga Uno, tidak ingin ada hukum yang tajam ke bawah namun tumpul ke atas, sehingga bisa membuka peluang ekonomi menciptakan lapangan kerja.

"Juga hukum tersebut menciptakan rasa keadilan di masyarakat. Banyak masyarakat yang masih mengeluh, itu PR kita, dan bersama Prabowo-Sandi, InshaAllah, kita tegakkan hukum, pastikan tidak ada korupsi lagi, kita pastikan Indonesia jaya lagi," kata Sandiaga hingga waktunya habis.

(Tribunnews.com/Natalia Bulan R P)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved