Anak Pernah Terjangkit DBD, Agus Ringgo dan Sabai Trauma
Hatinya terasa hancur dan tidak tega melihat anaknya yang masih sangat kecil terus menangis dan harus dinfus.
Penulis:
Aisyah Nursyamsi
Editor:
Willem Jonata
"Ini kena kedua kali nya, umur pertama 15 tahun. Sabai juga pernah kena. Saya, istri saya dan anak pertama," kata Ringgo lagi.
Usai sembuh, Ringgo sekeluarga semangat untuk melakukan vaksin DBD sebagai bentu pencegahan.
Mereka pun memaksimalkan pencegahan lainnya.
Ringgo dan Sabai sedari dulu memang telah menerapkan hidup bersih.
Namun keberadaan DBD ini membuat keduanya lebih teliti dan maksimal lagi.
"Jadi kita begitu tahu ada vaksin DBD langsung semangat banget. Kita sudah maksimal bersihkan rumah, pemeriksaan jentik, penyemprotan wilayah kompleks. Hingga penanganan kecamatan," tutur Ringgo.
Selain itu, mereka pun rutin menerapkan gaya hidup yang sehat dan lebih memerhatikan sumber kemungkinan bersarangnya nyamuk.
"Diperhatikan lagi. Sampai punya taman belakangan, sering area becek. Kita babat saja, tidak tahan nyamuk yang ada. Kami (saat ini) belum bisa menyesuaikan memberikan perawatan maksimal," tutupnya.
DBD Masih Mengancam, Gerakan Bebas Nyamuk Digencarkan di Yogyakarta dengan Edukasi 3M Plus |
![]() |
---|
Ada Lebih dari 1.400 Kasus Kematian Akibat DBD dalam Setahun, Pemerintah Susun Strategi Baru |
![]() |
---|
Sebabkan Risiko Fatal hingga Kematian, DBD Jadi Tantangan Kesehatan di Indonesia |
![]() |
---|
Tekan Angka Kasus Dengue di Minahasa Utara, Vaksinasi DBD Difokuskan untuk Anak Usia SD |
![]() |
---|
Tips untuk Lindungi Si Kecil dari Nyamuk Penyebab DBD |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.