Minggu, 21 September 2025

Gendang Telinga: Fungsi, Masalah, dan Dampaknya pada Pendengaran

Gendang telinga mungkin terlihat sederhana, namun perannya sangat vital dalam proses pendengaran. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Canva/Tribunnews
ILUSTRASI TELINGA. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gendang telinga mungkin terlihat sederhana, namun perannya sangat vital dalam proses pendengaran

Bagian ini menjadi penghubung utama suara dari dunia luar menuju organ pendengaran di bagian dalam telinga.

Gendang telinga berbentuk membran tipis, semi transparan, dan berfungsi sebagai penghantar suara. 

Baca juga: Di Balik Meriahnya Sound Horeg, Tersimpan Risiko Kesehatan dan Ketidaknyamanan

Getaran yang diterimanya dari udara akan diteruskan ke tulang-tulang pendengaran, lalu diubah menjadi impuls listrik oleh organ rumah siput (koklea) dan dikirimkan ke otak.

“Gendang telinga itu bentuknya tipis sekali, warnanya selaput, semi transparan, dia adalah membran yang sangat tipis sekali tapi lalu dia bergetar,” jelas dokter spesialis telinga hidung tenggorok bedah kepala dan leher RS Pondok Indah dr. Ashadi Budi, Sp.T.H.T.B.K.L  di Jakarta, Selasa (29/7/2025).

Peran Penting Gendang Telinga

Meski bukan organ pendengaran utama, gendang telinga berperan sebagai “benteng” pelindung telinga bagian dalam. 

Benteng ini mencegah air, kotoran, atau mikroorganisme masuk lebih dalam yang dapat memicu infeksi.

Selain itu, gendang telinga menjadi salah satu cara tubuh menerima rangsangan suara untuk berkomunikasi. 

Kerusakan pada bagian ini, sekecil apa pun, dapat memengaruhi kualitas pendengaran.

Gendang Telinga Bisa Berlubang

Banyak orang tidak menyadari gendang telinganya berlubang, bahkan tanpa gejala penurunan pendengaran yang signifikan. 

Salah satu tanda paling umum adalah keluarnya cairan dari telinga.

“Congek itu adalah cairan yang infeksius keluar dari dalam gendang telinga, coba diperiksa ke dokter, jangan-jangan gendang telinganya berlubang,” ungkapnya.

Lubang pada gendang telinga dapat membuat fungsi pelindungnya hilang. 

Saat berenang, misalnya, air dapat masuk ke telinga bagian dalam dan meningkatkan risiko infeksi. 

Selain itu, suara yang masuk tidak lagi dihantarkan secara optimal, sehingga kualitas pendengaran menurun.


*Dua Jenis Gangguan Pendengaran

Secara medis, gangguan pendengaran terbagi menjadi dua jenis. 

Pertama, ketulian konduktif yang terjadi ketika hantaran suara terhambat, seperti pada kasus lubang gendang telinga atau sumbatan kotoran telinga. 

Kedua, ketulian sensorineural yang terjadi akibat kerusakan organ rumah siput atau saraf pendengaran.

Pada ketulian konduktif, suara yang masuk dari luar tidak dapat diteruskan dengan sempurna ke bagian dalam telinga. 

Sementara pada ketulian sensorineural, adalah masalah yang terjadi pada pengubahan getaran suara menjadi sinyal listrik yang diteruskan ke otak.


*Mengolah Suara dari Berbagai Nada*

Gendang telinga menangkap suara yang merupakan kombinasi berbagai nada bass, tengah, dan treble, lalu meneruskannya ke rumah siput. 

Di sana, getaran tersebut diolah dan dipilah sesuai frekuensinya.

Jika gendang telinga rusak, proses ini terganggu. 

“Kalau gendang telinganya bolong, ada bentengnya hilang, ya otomatis terjadi congek,” tegasnya.

Masyarakat disarankan untuk tidak mengabaikan gejala seperti keluarnya cairan dari telinga, penurunan pendengaran, atau rasa tidak nyaman pada telinga. 

Pemeriksaan dini dapat mencegah kerusakan lebih lanjut.

Menjaga kesehatan gendang telinga dapat dilakukan dengan menghindari kebiasaan mengorek telinga terlalu dalam.

Atau, menggunakan pelindung telinga saat berada di lingkungan bising, serta menghindari masuknya air kotor ke telinga.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan