Royalti Musik
Band Pengisi Pernikahan Pilih Hindari Lagu Indonesia karena Takut Kena Royalti
Kebijakan royalti musik untuk lagu-lagu Indonesia mulai berdampak terhadap band-band pengisi acara pernikahan (band wedding).
Penulis:
Fauzi Nur Alamsyah
Editor:
Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebijakan royalti musik untuk lagu-lagu Indonesia mulai berdampak terhadap band-band pengisi acara pernikahan (band wedding).
Baca juga: Semua Audio yang Diputar di Restoran dan Kafe Kena Royalti, Termasuk Suara Kicauan Burung
Royalti musik adalah imbalan finansial yang diberikan kepada pencipta lagu, penyanyi, produser, atau pemegang hak cipta atas penggunaan karya musik mereka, baik secara komersial maupun non-komersial.
Salah satunya dirasakan oleh Flava, band wedding yang kerap tampil membawakan lagu-lagu populer Tanah Air.
Aditiya Saputra, personel band Flava, mengaku kini lebih berhati-hati dalam memilih susunan lagu yang akan dibawakan di acara pernikahan.
Baca juga: Mencari Titik Temu Royalti Musik: Harmoni Antara Seni, Bisnis, dan Keadilan
Ia menyebut kekhawatiran soal pelanggaran hak cipta membuat mereka enggan membawakan lagu-lagu Indonesia.
"Takut banget, karena dendanya gak main-main, apalagi orang tinggal rekam terus aduin deh," ujar Aditiya kepada Tribunnews.com, Selasa (5/8/2025).
Akibat kekhawatiran tersebut, Flava kini memilih untuk lebih sering membawakan lagu-lagu berbahasa Inggris agar terhindar dari tuntutan royalti.
"Paling kita bawakan lagu Inggris, di luar lagu-lagu Indonesia," tambahnya.
Meski demikian, Aditiya mengungkapkan bahwa permasalahan royalti belum terlalu berpengaruh terhadap jumlah job mereka di acara pernikahan.
"Gak ngaruh sih kalau menurut saya, karena kan orang menikah butuh lagu untuk harmonisasi suasana," ujarnya.
Menanggapi kebijakan royalti saat ini, Aditiya menganggap masalah itu bisa jadi dipicu oleh banyaknya musisi yang kini masuk ke ranah pemerintahan.
"Menurut saya itu salah satu karena banyaknya personil band yang masuk ke ranah pemerintahan, dan job mereka sepi karena banyak band indie yang lebih baik dan berkualitas," tutupnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.