Jumat, 15 Agustus 2025

Kontroversi Film Animasi Merah Putih

Tim Produksi Film 'Merah Putih: One For All' Pernah Audiensi dengan Wamen Irene Umar

Film animasi Merah Putih: One For All jadi sorotan publik karena kualitasnya dinilai buruk. Kabarnya dibiayai Kementerian Ekonomi Kreatif.

X(twitter)
POSTER FILM ANIMASI - Poster film animasi Merah Putih One For All yang menuai kontroversi lantaran proses produksinya menghabiskan anggaran nyaris Rp 7 Miliar namun kualitasnya buruk. 

Film ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 14 Agustus 2025.

Sebagai informasi, Merah Putih One For All  adalah film animasi Indonesia bertema nasionalisme yang dijadwalkan tayang di bioskop mulai 14 Agustus 2025, menjelang peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-80. 

Film ini diproduksi oleh Perfiki Kreasindo di bawah Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail, dengan Toto Soegriwo sebagai produser utama dan Endiarto serta Bintang Takari sebagai sutradara dan penulis naskah.

Sinopsis Singkat

Film ini mengisahkan sebuah desa yang bersiap menyambut Hari Kemerdekaan.

Tiga hari sebelum upacara, bendera pusaka Merah Putih hilang secara misterius.

Delapan anak dari latar budaya berbeda (Betawi, Papua, Medan, Tegal, Jawa Tengah, Makassar, Manado, dan Tionghoa) membentuk “Tim Merah Putih”.

Mereka menjalani misi heroik untuk menemukan dan mengibarkan kembali bendera tersebut tepat pada 17 Agustus.

Kontroversi dan Kritik

Film ini menjadi sorotan karena anggaran besar: Rp6,7 miliar, namun kualitas animasi dinilai buruk dan kaku.

Waktu produksi sangat singkat: hanya sekitar dua bulan.

Dugaan penggunaan aset visual stok dari situs animasi seperti Reallusion.

Respons publik negatif: trailer yang dirilis di YouTube dibanjiri kritik dan meme.

Film ini dimaksudkan sebagai simbol persatuan dan semangat kebangsaan, namun justru memicu perdebatan soal kualitas, transparansi anggaran, dan etika produksi.

Film Merah Putih: One For All diproduksi oleh Perfiki Kreasindo di bawah Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail, dengan Toto Soegriwo sebagai produser utama dan Endiarto serta Bintang Takari sebagai sutradara dan penulis naskah.

Konon, produksinya dibiayai pemerintah.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan