Senin, 27 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Tegaskan Rusia Tak akan Tunduk pada Tekanan AS meski Disanksi Trump, Peringatkan soal Rudal

Putin mengatakan bahwa sanksi AS dan Barat adalah tindakan yang tidak bersahabat dan akan memiliki konsekuensi tertentu.

Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
Sergei Bobylev, RIA Novosti/Kremlin
PUTIN DAN TRUMP - Foto diunduh dari website Kremlin, Sabtu (16/8/2025) memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin (kiri) bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (kanan) di Alaska pada Jumat, 15 Agustus 2025. Putin mengatakan kepada wartawan bahwa sanksi AS dan Barat adalah tindakan yang tidak bersahabat dan akan memiliki konsekuensi tertentu. 

Ringkasan Berita:
  • Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan Moskow tidak akan pernah tunduk pada tekanan dari Amerika Serikat (AS).
  • Hal ini disampaikan Putin setelah Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan minyak terbesar Rusia.
  • Putin mengatakan kepada wartawan bahwa sanksi AS dan Barat adalah tindakan yang tidak bersahabat dan akan memiliki konsekuensi tertentu.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan Moskow tidak akan pernah tunduk pada tekanan dari Amerika Serikat (AS) atau kekuatan asing lainnya.

Bahkan, Vladimir Putin memperingatkan bahwa mereka akan memberikan respons yang "luar biasa" terhadap serangan militer apa pun yang dilakukan jauh di dalam Rusia.

Hal ini disampaikan Putin setelah Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi kepada dua perusahaan minyak terbesar Rusia dalam perubahan kebijakan yang tajam terkait perang Moskow di Ukraina, Rabu (22/10/2025).

Sanksi Trump itu mendorong harga minyak global naik hampir 5 persen pada Kamis (23/10/2025), dan India mempertimbangkan untuk mengurangi impor Rusia.

Adapun sanksi itu muncul satu hari setelah Donald Trump mengatakan pertemuan yang direncanakan dengan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, di Budapest akan ditunda tanpa batas waktu.

Putin lantas mengatakan kepada wartawan bahwa sanksi AS dan Barat adalah tindakan yang "tidak bersahabat" dan "akan memiliki konsekuensi tertentu, tetapi tidak akan secara signifikan memengaruhi kesejahteraan ekonomi kita."

"Sektor energi Rusia merasa percaya diri," ujarnya, Kamis, dilansir Al Arabiya.

"Ini, tentu saja, merupakan upaya untuk menekan Rusia."

"Tetapi tidak ada negara yang menghargai diri sendiri dan tidak ada rakyat yang menghargai diri sendiri yang akan memutuskan apa pun di bawah tekanan," tambah Putin.

Putin juga mengatakan bahwa pertemuan puncak dan lokasinya - Budapest - telah diusulkan oleh Trump.

"Apa yang bisa saya katakan? Dialog selalu lebih baik daripada semacam konfrontasi, daripada semacam perselisihan atau, terlebih lagi, perang," ujar Putin.

Baca juga: Putin Unjuk Gigi, Pamer Kekuatan Rudal Nuklir Yars, Sineva, dan Tu-95MS Usai Disanksi Trump

Ketika ditanya tentang laporan Wall Street Journal bahwa pemerintahan Trump telah mencabut pembatasan utama penggunaan beberapa rudal jarak jauh yang disediakan oleh sekutu Barat oleh Ukraina, dan pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tentang rudal domestik dengan jangkauan 3.000 km (1.900 mil), Putin mengatakan:

"Ini adalah upaya eskalasi."

"Tetapi jika senjata semacam itu digunakan untuk menyerang wilayah Rusia, responsnya akan sangat serius, bahkan mungkin berlebihan. Biarkan mereka memikirkannya," tegasnya.

Meskipun dampak finansial terhadap Rusia mungkin terbatas dalam jangka pendek, sanksi baru ini merupakan sinyal kuat dari niat Trump untuk menekan keuangannya dan mencoba memaksa Kremlin menuju kesepakatan damai, meskipun masih belum jelas apakah India akan benar-benar berhenti membeli minyak mentah Rusia.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved