Senin, 17 November 2025

Marak Kasus Bully, Shyalimar Malik Teringat Kisah Pahit Jadi Korban Perundungan Saat SMP 

Maraknya kasus bully di kalangan pelajar hingga menyebabkan korban meninggal seolah membuka kenangan pahit selebritas Shyalimar Malik.

Wartakotalive.com/Arie Puji Waluyo
Shyalimar Malik ketika ditemui di kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Sabtu (11/11/2017) malam. 

Ringkasan Berita:
  • Kasus bully di kalangan pelajar marak.
  • Perundungan bahkan berujung pada kematian korban. 
  • Selebriti Shyalimar Malik membagikan pengalaman pahitnya dibully saat masih SMP.

 

 


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maraknya kasus bully di kalangan pelajar hingga menyebabkan korban meninggal seolah membuka kenangan pahit selebritas Shyalimar Malik.


Ia membagikan pengalaman kelamnya sebagai korban perundungan (bullying) saat duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Baca juga: Fakta Aksi Bully di SMPN 1 Blora, Kepala Sekolah Minta Maaf hingga Puluhan Siswa Dipanggil Polisi

Dalam sebuah rekaman suara, Shyalimar Malik menjadi sasaran perundungan atau bully secara verbal dan fisik di dalam sekolah. 

"Saya pernah di-bully habis-habisan waktu SMP," ungkapnya. Perlakuan tidak menyenangkan itu berupa caci maki hingga tindakan fisik yang membahayakan," kata Shyalimar Malik kepada Wartakotalive.com, ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (16/11/2025).

"Saya pernah dikata-katain bodoh, jelek, gendut. Bahkan saat jalan di koridor, teman-teman satu angkatan melempari saya dari atas dengan botol dan benda lainnya," tambahnya.

Baca juga: Erick Thohir Geram pada Kasus Bullying ke Pemain Timnas Indonesia: Kritik Boleh, Bully Jangan!

Wanita yang akrab disapa Cima itu mengakui dirinya tidak bisa melawan dan hanya bisa pasrah, ketika dirundung oleh teman-teman sekolahnya sehingga perlakuan itu sangat membekas di hatinya.

"Mereka melakukannya bukan karena alasan yang jelas, tetapi karena mereka memang tidak suka," ucapnya.

Karena pernah menjadi korban perundungan atau bully, Cima pun prihatin karena kasus serupa masih marak di sekolahan pada zaman sekarang.

Bahkan, yang membuat Cima semakin sedih adalah menimbulkan korban jiwa, sehingga ia menyuarakan pendapatnya mengenai langkah-langkah pencegahan yang harus segera diambil. 

Menurutnya cucu dari mantan Wakil Presiden RI Adam Malik ini, perlu ada peringatan keras dan sanksi tegas untuk menghentikan budaya kekerasan ini di semua jenjang pendidikan.

"Kita sebagai sesama warga negara dan juga para penegak hukum harus benar-benar memberikan peringatan yang keras untuk menghentikan perundungan," jelasnya.

Cima mengusulkan solusi konkret yang dapat diterapkan di lingkungan sekolah, zalah satunya adalah pemasangan kamera pengawas (CCTV) di titik-titik rawan seperti kantin, perpustakaan, dan lapangan. 

"Dengan adanya CCTV, setidaknya para pelaku bisa merasa takut dan terawasi," ungkapnya.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved