Kondisi Siswa SMP di Tangsel Diduga Alami Perundungan, Keluarga Pelaku Disebut Lepas Tanggung Jawab
MH (13), siswa SMPN 19 Tangsel, diduga jadi korban bullying oleh teman sebangku hingga alami kelumpuhan dan rabun akibat pukulan benda tumpul.
Ringkasan Berita:
- Seorang siswa SMPN 19 Tangsel berinisial MH (13) diduga mengalami perundungan oleh teman sebangkunya.
- Keluarga korban menyesalkan sikap pelaku dan pihak sekolah yang dinilai lepas tanggung jawab atas biaya pengobatan.
- Dindikbud Tangsel telah melakukan mediasi dan fokus pada pemulihan korban.
TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa SMPN 19 Tangerang Selatan, Banten berinisial MH (13) diduga menjadi korban perundungan saat di sekolah pada Senin (20/10/2025) lalu.
Terduga pelaku merupakan teman sebangku korban yang identitasnya belum diungkap kepolisian.
Berdasarkan kesaksian keluarga korban, pelaku memukul MH menggunakan kursi besi saat jam istirahat.
MH mengalami luka serius di kepala akibat hantaman benda tumpul.
Sebelumnya, pelaku pernah berlulang kali melakukan perundungan ke korban saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Perundungan adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang untuk menyakiti atau merendahkan seseorang, baik secara fisik, verbal, sosial, maupun digital.
Paman korban, Budiyanto (41 tahun), menerangkan MH didiagnosa mengalami kelumpuhan akibat tindak kekerasan.
"Diagnosa dari dokter ponakan saya sudah tidak bisa jalan, terus matanya juga rabun mungkin karena pukulan di kepala itu merembet ke saraf mata," ungkapnya, dikutip dari TribunBanten.com.
Awalnya, keluarga pelaku bersedia menanggung biaya perawatan.
Namun, setelah korban dirujuk ke RSUP Fatmawati keluarga pelaku lepas tanggung jawab.
"Pihak pelaku menyetujui biaya pengobatan sampai sembuh, tapi sekarang sudah tidak mau lagi bertanggung jawab," lanjutnya.
Baca juga: Ledakan di SMAN 72 Jakarta Tindakan Ekstremisme Kekerasan, Tak Ada Toleransi terhadap Perundungan
Selain itu, pihak sekolah dianggap tak cepat menangani kasus ini meski terjadi saat kegiatan belajar mengajar.
"Pihak sekolah pun lepas tangan, tidak mau tanggung jawab sama masalah ini, pernah datang ke sini setelah dua hari kejadian tapi setelah itu tidak ada kabar, kemudian baru datang lagi hari ini," katanya.
Hingga kini belum ada rencana membuat laporan ke polisi, namun ia meminta Dindikbud Tangsel mengeluarkan pelaku dari sekolah.
"Karena pelaku bukan cuma sekali itu saja melakukan bully ke ponakan saya, tapi sudah berulang. Dan kalau pelaku tidak dikeluarkan, saya minta ponakan saya dipindahkan ke SMP Negeri lainnya," tandasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.